Padang, Pariamantoday.com — Anggota MPR RI, Ir. M. Shadiq Pasadigoe, SH., MM, menggelar kegiatan Penyerapan Aspirasi Masyarakat (ASMAS) di Gedung Dakwah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat, Selasa (22/4). Acara ini menjadi ruang dialog antara masyarakat sipil dan wakil rakyat, dengan fokus pada isu-isu strategis seperti pendidikan, ekonomi umat, dan peran ormas Islam dalam pembangunan.
Shadiq mengikuti kegiatan secara daring melalui Zoom, sementara forum di Padang dihadiri langsung oleh Ketua PWM Sumbar Dr. Bathiar, M.Ag, Ir. H. Yosmeri Yusuf, Buya Drs. H. Jhon Mispar, M.Pd, Hendri Nofigator, S.Psi, M.Pd, serta perwakilan dari berbagai daerah.
Dalam sambutannya, Shadiq menegaskan bahwa ASMAS adalah bagian penting dari pelaksanaan fungsi konstitusional MPR. Ia menyebut dialog semacam ini bukan sekadar rutinitas, melainkan wujud komitmen mendengar langsung suara masyarakat, terutama dari organisasi yang memiliki akar kuat di tingkat komunitas.
Lima Aspirasi
Sejumlah aspirasi strategis disampaikan peserta forum, antara lain:
1. Penguatan pendidikan Islam serta dukungan terhadap lembaga pendidikan swasta berbasis nilai keummatan.
2. Pembinaan koperasi, BMT, dan UMKM berbasis masjid, guna memperkuat ekonomi umat.
3. Akses beasiswa dan pelatihan kerja bagi generasi muda Muhammadiyah.
4. Dukungan untuk pesantren kecil di pelosok yang selama ini terabaikan dalam distribusi bantuan negara.
5. Perluasan jangkauan kegiatan ASMAS ke daerah-daerah yang minim akses pemerintahan.
Ketua PWM Sumbar, Dr. Bathiar, menekankan pentingnya peran negara dalam merespons kontribusi besar Muhammadiyah di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. “Negara tidak boleh abai terhadap kekuatan ormas Islam yang telah terbukti membangun dari bawah,” tegasnya.
ASMAS Bukan Seremoni, Tapi Amanah
Shadiq berjanji akan menyampaikan seluruh masukan kepada pimpinan MPR RI dan memperjuangkannya dalam agenda legislatif di DPR. Sebagai anggota Komisi VIII yang membidangi urusan keagamaan, sosial, dan pemberdayaan masyarakat, ia juga membuka peluang sinergi dengan kementerian terkait.
“Ini bukan seremoni. Ini amanah. Setiap suara akan kami bawa ke parlemen dan formulasikan menjadi kebijakan,” kata Shadiq.
Kegiatan ini menunjukkan pentingnya sinergi antara negara dan ormas seperti Muhammadiyah dalam memperkuat ketahanan sosial dan spiritual bangsa, terlebih di tengah kondisi sosial yang terus berubah.
Demokrasi Tumbuh dari Komunitas
ASMAS di Gedung Dakwah Muhammadiyah Sumbar menjadi bukti bahwa demokrasi bukan hanya milik gedung parlemen. Demokrasi hidup dalam ruang-ruang komunitas yang terbuka dan penuh kehangatan.
Melalui kegiatan seperti ini, arah kebijakan publik menjadi lebih inklusif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Suara dari bawah tidak hanya didengar, tetapi diperjuangkan. (*)