Tanah Datar, Sumatera Barat -- Dalam sebuah pertemuan bersejarah, Jumat, 18 April 2025, Anggota Komisi XIII DPR RI, Ir. M. Shadiq Pasadigoe, SH., MM., menyambut langsung Ketua Umum Gebu Minang, Dr. H. Osman Sapta Odang, Dt Bandaro Sutan Nan Kayo (OSO), di Tanah Datar. Pertemuan tersebut menjadi simbol penguatan hubungan antara masyarakat Minangkabau ranah dan rantau, sekaligus penegasan peran budaya dalam membangun masa depan daerah.
Shadiq, yang juga dikenal luas sebagai tokoh adat dan nasionalis Minangkabau, menerima rombongan Gebu Minang diiringi oleh tokoh-tokoh penting, termasuk Yendra Fahmi dan Yuliandre Darwis. Mereka hadir membawa semangat membangun kampung halaman melalui kolaborasi lintas wilayah.
Penyambutan Resmi di Rumah Dinas Bupati
Rombongan disambut secara resmi oleh Bupati Tanah Datar, Eka Putra, di Rumah Dinas Bupati Indo Jalito. Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan apresiasi atas perhatian perantau terhadap pembangunan daerah.
“Kehadiran Gebu Minang adalah bukti nyata kepedulian terhadap ranah,” ungkapnya.
Sementara itu, Shadiq menekankan pentingnya sinergi antara tokoh di daerah dan para perantau. “Kita butuh kolaborasi. Kehadiran Gebu Minang ini adalah energi baru untuk kemajuan Tanah Datar,” ujarnya tegas.
Pelestarian Budaya Lewat Festival dan Medan Nan Bapaneh
Rangkaian acara dilanjutkan dengan pembukaan Festival Pandeka Batagak Kapalo Koto 2025, sebuah inisiatif pelestarian budaya yang mengangkat kembali nilai-nilai silek tradisional Minangkabau. Festival ini sekaligus menjadi ajang peresmian Medan Nan Bapaneh Mahakarya, ruang budaya terbuka untuk aktivitas masyarakat.
Menurut Shadiq, silek adalah lebih dari sekadar bela diri. “Ia adalah filosofi hidup. Melalui silek, kita tanamkan semangat Pancasila dan karakter kuat sejak dini,” jelasnya.
Tugu Karih Sakati Muno: Simbol Persatuan dan Kearifan Lokal
Salah satu momen kunci dalam kunjungan ini adalah peletakan batu pertama pembangunan Tugu “Karih Sakati Muno”, yang berlangsung di lokasi milik H. Febby Dt. Bangso, S.St.Par., M.Par., dari Suku Koto. Tugu ini dirancang sebagai penanda persatuan dan semangat membangun berlandaskan budaya lokal.
Penghargaan untuk Pelestari Silek Tradisi
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, Gebu Minang juga memberikan penghargaan kepada para tokoh yang telah berjasa melestarikan silek tradisi. Penghargaan ini diharapkan menjadi pemacu semangat bagi generasi muda untuk terus menjaga warisan budaya.
Seruan untuk Generasi Muda
Dalam pidatonya, Shadiq mengarahkan pesan khusus kepada generasi muda, termasuk milenial dan Gen Z. Ia mengimbau mereka untuk aktif dalam kegiatan positif, seperti ke surau, mempelajari silek, dan seni budaya. Ia juga menyoroti bahaya narkoba yang mengancam masa depan anak bangsa.
“Sebagian besar penghuni lapas karena narkoba. Kita harus cegah dari awal melalui kegiatan yang membangun,” katanya penuh harap.
Gebu Minang sebagai Penghubung Ranah dan Rantau
Ketua Umum Gebu Minang, OSO, menegaskan bahwa organisasinya akan terus menjadi jembatan antara ranah dan rantau. Ia menggarisbawahi besarnya potensi Sumatera Barat dari sisi sumber daya manusia dan kekayaan budaya.
Shadiq menambahkan, Gebu Minang bukan hanya tempat berkumpul para pengusaha sukses nasional, tetapi juga wadah kepedulian terhadap pendidikan, sosial, dan pembangunan daerah asal.
Membangun Masa Depan dengan Kebersamaan
Seluruh rangkaian kegiatan hari itu menjadi penanda kebersamaan lintas generasi dan wilayah. Dalam penutupan, Shadiq menyerukan pentingnya menjaga nilai-nilai adat dan budaya sebagai fondasi membangun masa depan.
“Dengan kebersamaan dan budaya, kita bisa membangun Tanah Datar dan Sumatera Barat yang maju dan berkarakter,” pungkasnya. (Diona)