Padang – Kota Padang bersiap menyambut gelombang semangat dan energi dari ribuan pelari yang akan meramaikan ajang Blue Ocean Minang (BOM) Run 2025, sebuah perayaan olahraga, persahabatan, dan pesona alam, yang digelar pada 18–20 April 2025.
Dalam konferensi pers yang digelar di Bagindo Aziz Chan Youth Center, Jumat (18/4), Wali Kota Padang, Fadly Amran, memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara berskala nasional ini yang diikuti lebih dari 2.200 pelari dari seluruh Indonesia.
"Semoga kegiatan ini berjalan dengan lancar dan memberikan multiefek bagi Kota Padang," ucap Fadly, seraya menekankan pentingnya keramahtamahan masyarakat sebagai tuan rumah.
Ia pun telah menginstruksikan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), mulai dari Dinas Pariwisata, Satpol PP, hingga Dinas Perhubungan, untuk bahu membahu menciptakan suasana yang bersih, tertib, dan bersahabat.
"Kita ingin peserta bukan hanya berlari, tapi membawa pulang kenangan: tentang keramahan, keindahan, dan kebersihan jlKota Padang," imbuhnya.
Di saat yang sama, Ketua PB Ikasmantri Padang, Rahyussalim, menyampaikan bahwa BOM Run bukan sekadar lomba lari, tetapi juga bentuk sinergi kreatif antara alumni SMA Negeri 3 Padang (Ikasmantri), sekolah, dan pemerintah kota untuk mendorong sektor olahraga, pariwisata, dan ekonomi lokal.
"Kami ingin setiap langkah pelari menjadi bagian dari denyut kota ini: menyapa sejarah, menyentuh lanskap, dan menyulut semangat kebersamaan," tutur Rahyussalim, didampingi oleh perwakilan EO BOM Run 2025, Imam Al Akbar.
Menurutnya, BOM Run 2025 juga menjadi ajang reuni yang membawa pesan kontribusi. Tak hanya soal catatan waktu, tetapi juga tentang bagaimana olahraga bisa menjalin silaturahmi dan menumbuhkan kepedulian sosial.
Puncak acara lomba lari akan berlangsung pada Minggu, 20 April 2025, mulai pukul 06.00 WIB, dengan tiga kategori: 5K, 10K, dan 21K (Half Marathon). Start dan finish bertempat di Pantai Purus, dengan rute yang membawa peserta menyusuri keindahan Kota Tua, menjajal tanjakan Gunung Padang, dan kembali menyatu dengan debur ombak di garis akhir.
Sebagai pelengkap pesta olahraga ini, juga akan hadir festival band, lomba dance, bazar UMKM, dan berbagai hiburan rakyat yang menambah nuansa meriah di sepanjang akhir pekan.
Blue Ocean Minang Run bukan hanya soal siapa tercepat, tetapi tentang bagaimana setiap pelari -- baik yang profesional maupun pemula -- menjadi bagian dari narasi besar Padang: sebuah kota yang tak hanya dibangun oleh beton dan jalan, tapi juga oleh semangat warganya, oleh senyum para pedagang, dan oleh jejak-jejak kaki yang menari di antara debur pantai dan bisikan sejarah. (Diona)