Pariaman, Sumatra Barat - Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Pariaman, Riky Falantino, menyatakan bahwa keberhasilan Persikopa Pariaman menembus kancah nasional harus menjadi motivasi bagi pengembangan sepak bola di daerah.
"Persikopa yang sudah menasional ini mesti dijadikan motivasi," ujar Riky Falantino pada Sabtu (8/2/2024).
Untuk mewujudkan hal tersebut, Riky menekankan pentingnya pembinaan yang berkelanjutan melalui kompetisi. Ia juga menyoroti peran sekolah sepak bola (SSB) dalam menumbuhkan minat anak-anak terhadap sepak bola dan mendorong mereka untuk bergabung dengan Persikopa, bahkan bercita-cita masuk tim nasional.
"Kita jadikan trigger tumbuh dengan sepak bola dan harus ada wadahnya, yakni kompetisi," katanya.
Pemerintah Kota Pariaman, lanjut Riky, siap untuk mendukung pengembangan sepak bola dengan mengadakan kompetisi. Anggaran sebesar 400 juta rupiah telah disiapkan untuk menggelar kompetisi sepak bola usia 8 hingga 12 tahun yang rencananya akan dimulai pada April 2025.
Sementara, Ketua Asosiasi Kota (Askot) PSSI Pariaman, Kardinal Feri, menambahkan bahwa membangun sepak bola membutuhkan proses yang panjang dan tidak bisa dilakukan secara instan. Ia mengakui bahwa kendala utama saat ini adalah keterbatasan anggaran.
Namun, pihaknya terus berkoordinasi dengan KONI dan Disdikpora untuk mencari solusi.
"Prestasi tidak bisa disulap dalam sehari," ujar Kardinal.
Askot PSSI Pariaman juga berupaya memberikan edukasi kepada orang tua mengenai pentingnya manajemen gizi bagi atlet muda. Tujuannya adalah untuk menciptakan ekosistem sepak bola yang berkelanjutan, di mana kompetisi terus berjalan dan sistem pembinaan yang baik terbangun.
"Kita ingin sepak bola berkelanjutan. Dengan adanya kompetisi, bola terus bergulir. Membangun sistem," kata Kardinal.
Kardinal berharap, dengan adanya kompetisi dan pembinaan yang terstruktur, semakin banyak pemain muda Pariaman yang mampu meraih impiannya untuk bermain di liga nasional dan menjadi bagian dari tim nasional Indonesia.
Ia menyayangkan jika momentum positif yang sudah ada saat ini tidak dimanfaatkan dengan baik. (OLP)
