Pariaman - Setelah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Walikota Pariaman Yota Balad berangkat menuju Magelang. Di sana, di kaki gunung yang hijau dan teduh, berdiri Akademi Militer, tempat para pemimpin diasah dengan ilmu dan disiplin.
Magelang bukan sekadar kota. Ia adalah saksi bisu lahirnya para pemimpin. Sejarah dan keringat telah berkelindan di setiap sudutnya, seperti asap dupa yang naik ke langit, mengantarkan harapan dan tekad.
Di tempat itu, Yota Balad bersama ratusan kepala daerah lainnya mengikuti pembekalan. Hari-hari mereka dimulai sejak fajar. Tidak ada waktu untuk bermalas-malasan, sebab amanah yang mereka emban adalah amanah rakyat. Berjalan cepat, mendengar dengan cermat, dan berpikir dengan jernih—itulah yang mereka pelajari.
Presiden Prabowo sendiri akan memberikan nasihat. Para menteri akan berbicara. Tetapi yang terpenting bukanlah sekadar mendengar, melainkan merenungi. Sebab, ilmu kepemimpinan tidak hanya dihafalkan, tetapi dihayati. Seorang pemimpin harus kuat, tetapi juga bijaksana. Tegas, tetapi tetap berlapang hati.
Sementara itu, Wakil Walikota Pariaman, Mulyadi, menerima undangan yang datang setelah pelantikan.
Pada 26 Februari, ia akan menyusul ke Magelang. Seperti air yang mengikuti arus, ia berjalan dalam jalan takdirnya sebagai pemimpin. Sebab setiap perjalanan adalah ujian, dan setiap ujian adalah jalan menuju kebijaksanaan.
Pada 1 Maret-saat bulan Ramadan tiba-Balad dan Mulyadi akan kembali ke Pariaman. Ramadan adalah bulan pembersihan jiwa, dan mereka kembali dengan pengalaman baru, dengan pemahaman yang lebih dalam tentang tugas mereka.
Sebab seorang pemimpin, seperti seorang musafir, harus selalu berjalan. Tidak untuk dirinya sendiri, tetapi untuk rakyat yang ia pimpin. (OLP)