Pariaman - Sekretaris LSM Metropol Sumatera Barat (Sumbar) Fauzan Chaniago, SH, mengatakan perbaikan mobil dinas jenis Camry yang rusak akibat kelalaian Penjabat (Pj) Walikota Pariaman harus dipertanggungjawabkan secara pribadi.
Praktisi hukum muda ini menyebut jika diperbaiki menggunakan uang APBD yang nominalnya mencapai Rp 300 juta lebih, sangat merugikan masyarakat.
"APBD Kota Pariaman adalah untuk warga Kota Pariaman, bukan untuk mengganti kerusakan mobil akibat kelalaiannya (Roberia)," ungkap Fauzan di Pariaman, Selasa (10/12/2024).
Fauzan mengaku akan segera melaporkan kasus itu ke penegak hukum karena mobil tersebut sudah lama dibiarkan dalam keadaan rusak sejak diderek dari Auto 2000 Palembang ke Pariaman.
"Kita akan melaporkan kasus ini ke penegak hukum karena sudah berlarut-larut tidak ada keinginan dari yang bersangkutan untuk memperbaikinya," tegas Fauzan.
Selain melaporkan ke penegak hukum, LSM Metropol juga akan menembuskan surat laporan itu ke Kementerian Hukum, Kejaksaan Agung dan Kementerian Dalam Negeri.
"Ada indikasi korupsi jika (mobil rusak) dibiarkan. Jika dibiarkan akan menjadi bangkai," jelas Fauzan.
Pariamantoday sudah mencoba menghubungi Roberia melalui pesan WhatsApp. Namun hingga berita ini dipublish, Roberia belum menjawabnya.
LSM Metropol Sumbar juga menyoroti perjalanan dinas ke Jakarta Roberia menggunakan mobil dinas tanpa sopir resmi Pemko Pariaman. Saat itu, Roberia berangkat ke Jakarta bersama kakaknya (pada 14 hingga 16 Januari 2024) dengan merobah plat merah BA 1056 W menjadi plat hitam.
Padahal menurut Fauzan, plat hitam resmi berkode BS sudah disediakan, termasuk plat merah resmi BA 1 W.
Karena tidak disopiri sopir dinas yang kompeten, sambung Fauzan, mobil dinas Camry Hybrid keluaran tahun 2021 itu rusak parah (jim) di jalan sehingga membutuhkan biaya ganti mesin Rp 300 juta
"Kejadian ini mestinya tidak terjadi jika Roberia melakukan perjalanan sesuai protokoler dengan membawa asisten dan sopir dinas. Ini sebuah kelalaian, dan kerusakan pada mobil dinas tidak bisa ditimpakan ke Pemko Pariaman," ucap Fauzan.
Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, Penjabat (Pj) Walikota Pariaman, Roberia menggunakan mobil dinas Walikota Pariaman dengan plat nomor hitam BA 1056 W (seharusnya plat merah BA 1 W) bergantian menyupir dengan kakaknya ke Jakarta dalam rangka evaluasi kinerja di Kemendagri pada 14 hingga 16 Januari 2024 lalu.
Dari Pariaman, Roberia mengemudikan mobil sendiri, lalu menjemput orang yang diakuinya sebagai kakak ke Canduang, Agam, lalu berdua gantian mengemudikan mobil ke Jakarta.
Celakanya, meski Roberia sebelum berangkat sudah diingatkan pejabat Pemko Pariaman agar menggunakan mobil Mitsubishi Pajero yang memiliki ground clearence lebih tinggi dan disediakan sopir dinas beserta Sespri, Roberia tetap menolak dan berangkat dengan mobil sedan merk Toyota Camry keluaran tahun 2021 pemakaian 2022 itu.
Di perjalanan, dari hasil penelusuran Pariamantoday.com, tepatnya di Sungai Lilin, Banyuasin, Sumatra Selatan, mobil yang dikendarai Roberia tersebut rusak dan tidak mau nyala lagi.
Dari hasil diagnosa, mobil yang baru berumur dua tahun itu dikabarkan mengalami kerusakan parah pada mesin dan komponen pendukung. Mobil lalu ditowing ke Auto2000 Palembang untuk perbaikan.
Dari investigasi dan penelusuran Pariamantoday, pihak Auto2000 Palembang sudah melakukan diagnosa. Hasilnya, oli mobil kosong dan terjadi benturan di bagian pompa oli yang membuat olinya bocor. Auto2000 Palembang menyimpulkan mesin sudah ngejim.
Auto2000 Palembang juga menguras tanki bensin Camry malang tersebut. Pihak Auto2000 bahkan menyimpulkan jenis BBM dalam tanki campuran pertalite dan pertamax karena dari warnanya sudah hijau kebiru-biruan.
Toyota Camry Hybride tahun 2021 memiliki mesin canggih disertai motor konverter dan dengan tingkat kompresi 1:12. Dengan kompresi mesin setinggi itu, Camry membutuhkan minimal pertamax dan dianjurkan oktan 95 ke atas. Jika diisi pertalite, akan terjadi knocking piston yang bisa merusak mesin.
Dihubungi terpisah, Pj Walikota Pariaman, Roberia mengakui bergantian menyetir mobil dengan kakaknya. Ia bahkan menyebut tanda-tanda kerusakan mesin sudah terbaca di dasboard tapi mobil terus dia kendarai.
"Sekitar jam 09-an (malam) indikator di dasboar muncul "engine oil low level" dan karena mobil masih bisa jalan maka saya yang menjalankan terus hingga akhirnya muncul di dashboad (dashboard maksudnya) mobil tanda oli berwarna kuning," tulis Roberia dalam pesan WhatsApp.
Singkat kata, sambung Roberia ia melakukan koordinasi dengan Asisten 2, Elfis Chandra dan Bagian Keuangan. Mobil pun ditowing ke Auto2000 Palembang.
Roberia juga mengaku merubah warna plat merah menjadi plat hitam. Ia beralasan takut dilempari batu, bukan supaya bisa isi petalite.
Anehnya, saat itu Roberia menyalahkan Pemko Pariaman terkait sopir dinas. Ia mengaku dipersulit, namun tidak menyebutkan oleh siapa. Padahal dari hasil investigasi, sebelum berangkat ia sudah disediakan sopir hingga Sespri.
Menurut Roberia, Asisten 2 Setdako Pariaman, Elfis Chandra yang merekomendasikan penggunaan mobil Camry tersebut untuk dibawa jalan darat ke Jakarta.
Dari semua mobil, imbuhnya, Pajero Sport ada masalah dengan shockbreaker dan pemesanannya harus inden.
"Dari semua mobil maka sudah saya pastikan ke pak elvis dan juga tanya ke supir mana yg siap jalan jauh. Nah dari mobil dinas yg siap maka saya disarankan pakai camry," ucap dia.
Saat ini mobil tersebut telah dibawa kembali ke Pariaman dalam keadaan rusak. (OLP)