Haji Musril Koto (dua dari kanan) memperlihatkan pinang kualitas ekspor kepada tamu-tamunya, di antaranya Yota Balad, Sekdako Pariaman yang baru saja mengundurkan diri untuk maju di Pilkada Pariaman.
Pariaman - Meski baru berdiri 7 bulan, PT Sasco Karya Mandiri (SKM) mulai mengekspor perdana buah pinang - langsung ke India.
Untuk pengiriman perdana, sebanyak 28 ton pinang di ekspor melalui Pelabuhan Teluk Bayur di Padang. Satu unit kontainer tampak mulai memuat pinang yang sudah dikeringkan.
Owner PT SKM H. Musril Koto mengatakan, sebelum pinang diekspor, pinang yang sudah dikelotok mesti memenuhi standar perjanjian antara perusahaannya dengan sebuah perusahaan yang telah menjalin kerjasama di India.
Untuk standar ekspor, kadar air yang ada dalam satu butir buah pinang minimal tinggal 5 persen. Untuk mencapai standar itu dibutuhkan mesin penghangat atau oven khusus.
"Kalau dijemur tidak bisa. Masih bersisa di atas 12 persen. Kini kita sudah punya satu unit oven dan akan kita tambah guna memenuhi kuota ekspor," ujar H. Musril Koto di Kantor menangkap gudang PT SKM di Kelurahan Jati Mudiak, Pariaman Tengah, Jumat (16/8/2024).
Saat ini, sambung pengusaha garmen (Pakaian) dan grosiran, serta pemilik brand Sasco, Ar-rido dan Al-mous itu, kapasitas oven yang ada baru mampu mengeringkan pinang sampai dengan 3 ton per hari.
Namun untuk mencapai kuota ekspor 60 ton per bulan dibutuhkan penambahan oven agar mampu mengeringkan pinang hingga 7 sampai 8 ton per hari.
Kerjasama dengan perusahaan di India tersebut tidak sebatas buah pinang saja, namun juga beragam jenis rempah-rempah lainnya. Namun untuk sementara, ujar pria kelahiran September 1972 itu, pihaknya fokus dulu kepada buah pinang.
"Kita fokus ke pinang dulu agar harga pinang masyarakat, khususnya yang ada di Pariaman dan Padangpariaman bisa terangkat," terangnya.
Dikatakan pemilik 7 hektare perkebunan durian Musang King yang berlokasi di Padangpariaman itu, saat ini seluruh pasokan pinangnya berasal dari Pariaman dan Padangpariaman.
Hal itu bertujuan agar harga pinang di wilayah itu tidak lagi bisa ditekan oleh eksportir dari Medan dan Jambi.
Biasanya, sambung pria ramah dan pemurah itu, harga pinang masyarakat anjlok hingga Rp 2.500 per kilogram. Padahal pinang sudah dalam keadaan dikelotok dan dikeringkan.
Dengan adanya PT SKM, harga pinang masyarakat mulai naik karena selain memberdayakan perkebunan pinang, pihaknya juga memberdayakan pengepul.
"Sehingga jaringan ekonomi komoditi pinang mulai menggeliat. Ini salah satu tujuan kita untuk memajukan ekonomi di kampung halaman kita," imbuh pria yang bolak-balik Pariaman-Jakarta mengurusi berbagai bisnisnya tersebut.
Ditambahkan H. Musril Koto, pinang asal Sumatera Barat dikenal sangat berkualitas dan nomor wahid.
"PT SKM membeli Rp 7.000 ke pengepul, sedangkan masyarakat bisa menjualnya minimal Rp 5.000 ke pengepul. Harga pinang di masyarakat tidak lagi bisa ditekan, sehingga harganya mulai stabil," tambah calon besan politisi senior Pariaman, H. Bagindo Jamohor itu.
Selaku pengusaha yang peduli kemajuan kampung halaman, H. Musril Koto, di sisi lain akan terus berupaya mengangkat perekonomian masyarakat.
Bahkan dirinya telah menyiapkan tiga program strategis untuk visinya tersebut.
Pertama di sektor perkebunan, kedua ekspor berbagai jenis rempah dan ketiga membangun hotel berbintang pertama di Kota Pariaman.
"Untuk hotel berbintang kita sudah membeli tanah seluas 4000 meter persegi di Kota Pariaman. Insyaallah hotel berbintang pertama akan kita bangun guna mendukung pariwisata yang mulai berkembang di Kota Pariaman," pungkasnya. (OLP)