Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Literasi digital Kemenkominfo di Pariaman warnai rangkaian Hoyak Tabuik

20 Juli 2024 | 20.7.24 WIB Last Updated 2024-07-20T14:28:53Z

Pariaman - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI, gelar Literasi Digital di Kota Pariaman dalam rangka Pesona Budaya Tabuik Pariaman 2024.

Literasi digital bertajuk “Pariaman Cakap Digital” ini bekerjasama dengan Dinas Kominfo Kota Pariaman mengambil tema Dialog ”Kiat-Kiat Aman Berselancar di Internet”, di Gelanggang Olah Raga (GOR) Rawang, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Sumatera Barat, Jum’at malam (19/7/2024).

Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) salah satu upaya Kementerian Kominfo untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang makin cakap digital.

Literasi Digital ini dibuka langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Budi Arie Setiadi, secara online, dan menghadirkan narasumber Riky Falantino (Sekretaris Dinas Kominfo Kota Pariaman), Da Lipp atau Rico Sapta Hadi (Influencer Founder), Ajo Buset (Musisi dan Komedian) dan dipandu oleh Moderator Fitria Rosadi (Praktisi & Trainer Public Speaking).

“Program Literasi Digital yang kita gagas di Kementerian Kominfo sejak 2017 lalu ini, bertujuan untuk menigkatkan kemampuan masyarakat indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif dan aman,” tutur Budi Arie Setiadi.

Ia mengatakan seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, mengharuskan kita untuk beradaptasi dengan globalisasi dan paham akan digitalisasi. Karena digitalisasi, menuntut perkembangan pengetahuan agar tidak ketinggalan di zaman yang semakin maju. 

Akibatnya, seseorang harus memiliki kemampuan literasi digital karena kemampuan tersebut sangat berguna di tengah perkembangan teknologi saat ini

“Dalam perkembangannya, tidak semua informasi yang tersebar luas di internet positif. Tak sedikit pula berisi informasi negatif, contohnya penyebaran berita bohong, radikalisme, ujaran kebencian, dan penipuan,” ungkapnya. 

Karena itu, diperlukan kebijakan dan kemampuan dari setiap pengguna gawai dalam mengendalikan informasi yang mereka dapat di jaringan internet. 

Peningkatan kemampuan pemanfaatan internet secara aman dan produktif, terbukti semakin penting di tengah pesatnya penetrasi teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari, tambahnya.

Sementara itu, menurut Riky Falantino, saat ini tidak hanya di dunia nyata, penipuan kini juga marak terjadi di dunia maya. 

Penipuan digital merupakan tindakan yang dilakukan individu atau kelompok untuk menipu atau mengelabui orang lain dengan menggunakan teknologi digital dan internet.

“Mengingat begitu banyak jenis penipuan di dunia digital, hendaknya pengguna digital mewaspadai bentuk penipuan yang marak terjadi, dan pastikan keamanan jaringan dan perangkat, perlindungan data di platform online, dan mengelola data pribadi secara bijak,” tandasnya. (*)
×
Berita Terbaru Update