Pariaman - Suasana politik jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Pariaman 2024 agaknya semakin panas saja. Hal itu setidaknya terlihat dengan mulai bermunculannya sejumlah nama calon yang akan ikut meramaikan pesta demokrasi langsung tersebut. Namun demikian, hingga saat ini belum satupun calon yang telah menentukan pasangannya.
Selain nama seperti Mardison Mahyuddin, Yota Balad, Genius Umar yang memuncaki poling, sejumlah nama calon kuda hitam mulai menampakkan diri. Sebut saja H Bagindo Jamohor, Mulyadi, Edison TRD.
Munculnya nama Bagindo Jamohor sebagai bakal calon wakil walikota Pariaman tidak begitu mengagetkan publik Pariaman mengingat kiprah Jamohor selama ini. Bagi masyarakat Pariaman sendiri, figur Bagindo Jamohor dikenal aktif, baik sebagai politisi, pengusaha dan akademisi. Ia populer di pelbagai kalangan.
Sebagaimana kehendak banyak pihak, menginginkan Jamohor maju sebagai calon wakil walikota Pariaman agar bisa lebih mengabdikan diri memajukan Kota Pariaman. Mandat eksekutif akan membuatnya lebih leluasa berbuat demi cita-cita yang selama ini dia endap.
Jamohor mengatakan, pembangunan yang telah dilakukan selama ini sudah cukup baik, meski belum memiliki dampak maksimal bagi perkembangan Pariaman. Pembangunan, kata Jamohor, harus dengan melibatkan masyarakat dalam segala aspek pembangunan karena sifat pemerintahan sebagai fasilitator mesti menangguk aspirasi rakyat, bukan ambisi pribadi.
"Bersama masyarakat akan lebih mendorong peningkatan pendapatan daerah dan ekonomi masyarakat itu sendiri. Pembangunan yang merata dan berkeadilan akan terwujud," kata politisi senior Golkar Sumatera Barat itu di Pariaman, Selasa (30/4).
Mantan anggota DPRD termuda selama tiga periode itu menyebutkan, agar sebuah kota lebih maju dan berkembang, rasa memiliki masyarakat terhadap kota harus ditingkatkan.
"Rasa memiliki oleh warga terhadap kota harus meningkat, tentu ekonomi masyarakat harus ditingkatkan terlebih dahulu. Karena kalau ekonomi masyarakat sudah tinggi, maka dengan sendirinya akan timbul kebanggaan dan rasa memiliki daerah dengan sendirinya," sebutnya.
Dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, jelasnya, masyarakat perlu permodalan. Kredit lunak sangat dibutuhkan masyarakat dalam pengembangan usaha, tantangan pemimpin mewujudkannya.
"Sekalipun selama ini pihak perbankan cukup banyak menyediakan fasilitas kredit, tetap saja dirasakan masih cukup berat oleh masyarakat. Tidak terkecuali juga kredit usaha rakyat atau KUR, yang bunganya berkisar 6 persen," terangnya.
Untuk itu lanjutnya, ke depannya kapan perlu kredit lunak yang disalurkan kepada masyarakat atau pengusaha kecil dan menengah, perlu diturunkan atau lebih dilunakkan lagi.
"Untuk menggairahkan ekonomi masyarakat bawah, jika perlu nantinya pemerintah kota harus berani untuk mensubsidi kredit," ungkapnya.
Terkait dunia kepariwisataan, menurutnya perlu lebih dipertegas lagi. Kota Pariaman harus bisa menjadi kota transit permanen dengan penginapan yang selalu penuh penghuni.
Berbagai fasilitas pendukung untuk itu perlu terus ditingkatkan dan dilengkapi. Baik itu fasilitas hotel yang representatif dengan harga bersaing, fasilitas kuliner atau restoran yang bonafid dan sejumlah fasilitas pendukung lainnya.
Menurutnya, peluang untuk mengembalikan kejayaan masa lalu Pariaman cukup terbuka asalkan ada kemauan semua pihak. Baik dari elemen masyarakat, perantau, kalangan pengusaha dan pemerintah.
"Harapan itu sesuai dengan potensi yang dimiliki saat ini. Kota Pariaman adalah pintu gerbang utama masuk ke Sumatera Barat, baik melalui darat, melalui jalur laut dan udara. Pariaman strategis dari sisi perdagangan dan jasa jika dikemas dengan baik," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Jamohor sendiri sebelumnya pernah tercatat sebagai penerima penghargaan koperasi, usaha kecil dan menengah tingkat nasional dari pemerintah pusat.
Diantaranya, penghargaan Bakti Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dari Mentri Negara Ekonomi Kecil dan Menengah, pada era pemerintahan Presiden Gus Dur tahun 2001.
Begitu pula penghargaan pengusaha kecil berprestasi tingkat nasional tahun 2002 dan penghargaan Bakti Koperasi, usaha kecil dan menengah juga tahun 2002, pada era pemerintahan Megawati.
Selain itu Jamohor juga pernah diamanahi jabatan sebagai wakil ketua KADIN Sumbar, Ketua Baznas Pariaman, Ketua KADIN Pariaman, dan banyak lainnya.
Dalam berorganisasi Jamohor dikenal piawai sejak mudanya. Ia dipercaya menjabat anggota DPRD di usia 27 tahun. Kala itu, meski banyak penolakan karena kecemburuan sejumlah tokoh, Jamohor berhasil membuktikan kualitas dirinya.