Aktivis antikorupsi dan pegiat filantrofi sosial Pariaman, Azwar Anas minta Mendagri copot Roberia |
Pariaman - Aktivis Anti Korupsi Pariaman, Azwar Anas meminta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan investigasi dan evaluasi menyeluruh kepada Penjabat (Pj) Walikota Pariaman, Roberia. Karena menurut Ketua ASPILA itu, Roberia sudah banyak membuat kegaduhan, baik di tingkat internal kepegawaian maupun di tengah masyarakat.
Roberia diminta diperiksa secara menyeluruh oleh Kemendagri karena dinilai sudah meresahkan masyarakat |
Sampai saat ini, sambung pria pegiat filantropi itu, ia memiliki banyak catatan tentang kinerja Roberia yang melenceng dari yang seharusnya diemban oleh seorang kepala daerah. Azwar Anas meminta Kemendagri segera mengganti Roberia dengan Penjabat Walikota yang lebih kompeten.
Mobil Camry ketika menggunakan plat merah asli BA 1056 W |
"Sudah kami cek ke lapangan, sudah mau akhir Januari pupuk subsidi belum disalurkan. Belum lagi kegiatan-kegiatan di tiap OPD karena SK yang diterbitkan Roberia berubah-rubah," ucap Azwar Anas di Pariaman, Kamis (25/1).
Mobil dinas plat merah dirubah jadi plat hitam itu kini berada di Auto2000 Palembang |
Tokoh muda terkemuka yang dikenal masyarakat Pariaman hingga ke perantauan ini, juga sudah banyak menerima pengaduan dari masyarakat, petani hingga beberapa temannya yang bekerja di Pemko Pariaman. Bahkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menurut Anas, sampai hari ini belum bisa membelanjakan anggaran kegiatan untuk pelayanan kepada masyarakat dan belanja internal.
Foto kerusakan mesin tampak luar pada mobil dinas Camry |
"Bahkan di dinas tertentu ada Kadis yang diduga tidak ia sukai, baru kemarin cair gaji pokok seluruh pegawainya karena Roberia sebelumnya tidak mau meneken SK PA untuk Kepala Dinas tersebut. Ia mencampurkan urusan pribadi dengan profesional kerja, ini tidak baik bagi pemerintahan. Seorang pemimpin jangan jadi gunting, tapi jadilah penjahit yang menyatukan. Akibatnya, ASN Pemko Pariaman jadi terpecah belah, banyak kubu-kubuan, pelayanan masyarakat jadi terganggu," tegasnya.
Azwar Anas juga menyoroti perjalanan dinas ke Jakarta Roberia menggunakan mobil dinas tanpa sopir resmi Pemko Pariaman. Roberia berangkat ke Jakarta bersama kakaknya (pada 14 hingga 16 Januari 2024) dengan merobah plat merah BA 1056 W menjadi plat hitam. Padahal menurut Anas plat hitam resmi berkode BS sudah disediakan, termasuk plat merah resmi BA 1 W.
Karena tidak disopiri sopir dinas yang kompeten, sambung Anas, mobil dinas Camry Hybrid keluaran tahun 2021 itu rusak parah (jim) di jalan sehingga membutuhkan biaya ganti mesin Rp 250 juta dan ongkos perbaikan Rp 17 juta. Kejadian ini mestinya tidak terjadi jika Roberia melakukan perjalanan sesuai protokoler dengan membawa asisten dan sopir dinas.
Oleh sebab itu, Anas meminta kepada Pemko Pariaman agar meminta pertanggungjawaban pribadi Roberia terkait biaya perbaikan mobil tersebut. Karena sebelumnya, dikatakan Anas, peristiwa serupa pernah terjadi pada mobil dinas seorang kepala dinas di Pemko Pariaman yang mengganti uang perbaikan mobil karena disalahgunakannya.
"Jangan tebang pilih, karena kelalaiannya. Jangan sampai di tengah defisit anggaran Pemko Pariaman keluar duit ratusan juta akibat kelalaiannya," lugas Anas.
Hal yang tidak habis pikir lainnya, menurut Anas, Pemko Pariaman sempat memasang baliho promosi yang di dalamnya ada nama Caleg DPR RI. Meski dalam baliho itu tidak dituliskan dia caleg, secara terminologi sosial pasti akan menjadi pembahasan di masyarakat.
"Ini fatal juga kesalahannya. Orang tahu dia caleg, kenapa dipromosikan di baliho milik Pemko Pariaman. Jika membantu Persikopa alasannya, sangat banyak caleg lain yang juga ikut bantu dan memberikan dukungan. Kemendagri harus menjadikan hal ini sebagai bahan evaluasi, karena jangankan masyarakat, KPU Kota Pariaman saja sampai protes karena baliho sosialisasinya ikut ditimpa baliho promosi itu," tutur Anas.
Anas menyimpulkan Roberia tidak cocok untuk Kota Pariaman dan masyarakat Pariaman juga menolak keberadaannya sebagai Penjabat Walikota.
Anas juga menyoal kabar dugaan ucapan Roberia "Azab bagi Kota Pariaman" yang diduga dilontarkan Roberia kepada seorang kepala dinas setelah mendengar laporan dari dinas tersebut tentang naiknya persentase kematian ibu hamil dan anak.
"Jika isu ini benar, ini telah menyinggung seluruh warga Pariaman. Ia harus mengklarifikasi secara terbuka, jika tidak kami akan bawa massa berdemo ke Balaikota. Kita juga akan menyurati Mendagri, DPR RI, dan Presiden terkait hal ini. Dia mesti mengundurkan diri jadi PJ, jika tidak masyarakat yang akan memundurkannya," pungkas Anas.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Walikota Pariaman, Roberia menggunakan mobil dinas Walikota Pariaman dengan plat nomor hitam BA 1056 W (Seharusnya plat merah BA 1 W) bergantian menyupir dengan kakaknya ke Jakarta dalam rangka evaluasi kinerja di Kemendagri pada 14 hingga 16 Januari 2024 lalu. Dari Pariaman, Roberia mengemudikan mobil sendiri menjemput orang yang diakuinya kakak itu ke Canduang, lalu berdua gantian mengemudikan mobil ke Jakarta.
Celakanya, meski Roberia sebelum berangkat sudah diingatkan pejabat Pemko Pariaman agar menggunakan mobil Mitsubishi Pajero yang memiliki ground clearence lebih tinggi dan disediakan sopir dinas beserta Sespri, Roberia tetap menolak dan berangkat dengan mobil sedan merk Toyota Camry keluaran tahun 2021 pemakaian 2022 itu.
Di perjalanan, dari hasil penelusuran Pariamantoday.com, tepatnya di Sungai Lilin, Banyuasin, Sumatra Selatan, mobil yang dikendarai Roberia tersebut rusak dan tidak mau nyala lagi. Dari hasil diagnosa, mobil yang baru berumur dua tahun itu dikabarkan mengalami kerusakan parah pada mesin dan komponen pendukung. Mobil ditowing ke Auto2000 Palembang untuk perbaikan.
Dari investigasi dan penelusuran Pariamantoday, pihak Auto2000 Palembang sudah melakukan diagnosa. Hasilnya oli mobil kosong dan terjadi benturan di bagian pompa oli yang membuat olinya bocor. Auto2000 Palembang menyimpulkan mesin sudah ngejim.
Sementara biaya perbaikannya masih menurut Auto2000 Palembang, biaya jasa perbaikan Rp 17 juta dan ganti mesin asli komplit lebih dari Rp 250 juta, dan itu pun mesti inden pemesanan tiga bulan.
Auto2000 Palembang juga menguras tanki bensin Camry malang tersebut. Pihak Auto2000 bahkan menyimpulkan jenis BBM dalam tanki campuran pertalite dan pertamax karena dari warnanya sudah hijau kebiru-biruan.
Toyota Camry Hybride tahun 2021 memiliki mesin canggih disertai motor konverter dan dengan tingkat kompresi 1:12. Dengan kompresi mesin setinggi itu, Camry membutuhkan minimal pertamax dan dianjurkan oktan 95 ke atas. Jika diisi pertalite, akan terjadi knocking piston yang bisa merusak mesin.
Dihubungi terpisah, Pj Walikota Pariaman, Roberia mengakui bergantian menyetir mobil dengan kakaknya. Ia bahkan menyebut tanda-tanda kerusakan mesin sudah terbaca di dasboard tapi mobil terus dia kendarai.
"Sekitar jam 09 an indikator di dasboar muncul "engine oil low level" dan karena mobil masih bisa jalan maka saya yang menjalankan terus hingga akhirnya muncul di dashboad (dashboard maksudnya) mobil tanda oli berwarna kuning," tulis Roberia dalam pesan WhatsApp.
Singkat kata, sambung Roberia ia melakukan koordinasi dengan Asisten 2, Elfis Chandra dan Bagian Keuangan. Mobil pun ditowing ke Auto2000 Palembang.
Roberia juga mengaku merubah warna plat merah menjadi plat hitam. Ia beralasan takut dilempari batu, bukan supaya bisa isi petalite.
"Pengalaman saya juga di daerah jalan lintas dg ada pengalaman mobil dinas dilempari batu maka itu saja niat mengganti jadi plat hitam agar tidak mengundang masalah di jalan," tulisnya.
Anehnya, Roberia menyalahkan Pemko Pariaman terkait membawa sopir dinas. Ia mengaku dipersulit, namun tidak menyebutkan oleh siapa. Padahal dari hasil investigasi, sebelum berangkat ia sudah disediakan sopir hingga Sespri.
Roberia bahkan tidak mempercayai sopir dinas walikota, Tomo, yang ia sebut hanya bisa membawa mobil khusus dalam kota. Padahal, dari hasil resume kinerja Tomo, ia sudah menjalankan mobil dinas ribuan kilometer dari berbagai merk dan perjalanan lintas provinsi.
"Karena bagi saya dg kekurangan pak tomo maka untuk menyupiri dalam kota masih bisa saya maklumi," ujarnya sebagaimana tertulis.
Menurut Roberia, Asisten 2 Elfis Chandra yang merekomendasikan penggunaan mobil Camry tersebut untuk dibawa jalan darat ke Jakarta.
Dari semua mobil, imbuhnya, Pajero Sport ada masalah dengan shockbreaker dan pemesanannya harus inden.
"Dari semua mobil maka sudah saya pastikan ke pak elvis dan juga tanya ke supir mana yg siap jalan jauh. Nah dari mobil dinas yg siap maka saya disarankan pakai camry," ucap dia. (Redaksi)