Pariaman - Walikota Pariaman, Genius Umar menyebut bahwa program pariwisata menjadi modal utama bagi Kota Pariaman mengangkat ekonomi masyarakat di kotanya. Selain itu juga ada peningkatan sumber daya manusia keluarga miskin melalui sekolah gratis hingga tingkat SMA/SMK atau dikenal dengan program Bantuan Keuangan Khusus (BKK), program Satu Keluarga Satu Satjana (Sagasaja), kesehatan dan sanitasi.
Hal ini disampaikan Genius Umar ketika menjadi pembicara utama pada Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Bengkulu di Gedung Serbaguna Provinsi Bengkulu, Rabu (12/7).
Dikatakan Genius, pembenahan pariwisata melalui konsep waterfront city juga telah mengubah wajah Kota Pariaman menjadi lebih menarik untuk dikunjungi.
“Salah satu yang kita ubah adalah Talao Pauh, dimana sebelumnya adalah telaga yang menjadi tempat kerbau mandi- mandi. Setelah dibenahi dengan konsep yang tepat maka sekarang menjadi daya tarik pariwisata dan mampu mengangkat ekonomi masyarakat sekitarnya,” ungkapnya.
Tidak hanya bidang pariwisata, lanjutnya, di bidang pendidikan juga ada intervensinya. Kemiskinan dan pendidikan yang merupakan lingkaran setan, harus diputus oleh pemerintahannya. Oleh sebab itu biaya sekolah dari SD hingga SMA digratiskan di Kota Pariaman, bahkan Pemko Pariaman membayar Rp 6 miliar per tahun kepada Pemprov Sumbar untuk menggratiskan sekolah SMA/SMK yang dikelola pemprov.
Agar keluarga miskin bisa keluar dari lingkaran kemiskinan, Pemko Pariaman kuliahkan dengan program Satu Keluarga Satu Sarjana (Sagasaja). Pemko Pariaman bekerjasama dengan pendidikan tinggi vokasi seperti UI, IPB, UGM, Poltekpel Sumbar, PKP, PNP dan kampus top lainnya, sehingga lulusannya bisa cepat diserap oleh dunia kerja.
Di bidang kesehatan Genius juga menyampaikan jaminan BPJS masyarakatnya sudah mencapai 99 persen sehingga dapat penghargaan UHC dari Wapres RI.
Tidak hanya itu, Genius juga menyampaikan peran masyarakat sangat tinggi dalam pembangunan, terutama ketika membuka akses jalan-jalan baru tanpa anggaran daerah maupun pusat.
“Sudah 24 ruas jalan sepanjang 40 km sudah kita buka bersama dengan masyarakat sekitar yang mau memberikan tanahnya untuk dijadikan jalan,” tuturnya.
Dengan keterbatasan APBD yang hanya Rp 600 miliar per tahun, membuat Genius juga memutar otak mencari solusi lain.
"Oleh sebab itu saya harus mencari anggaran pembangunan ke pemerintah pusat. Infrastruktur pasar dibantu pembangunannya oleh Presiden RI, kemudian beberapa infrastrujtur pariwisata juga dibantu oleh kementrian. Sehingga pembangunan di Kota Pariaman masih bisa dilanjutkan,” imbuhnya.
Rakor yang dibuka oleh ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) sekaligus Wakil Gubernur Provinsi Bengkulu, Rosjonsyah ini menghadirkan ketua TKPK atau Wakil Bupati/Walikota se Provinsi Bengkulu, instansi vertikal se Propinsi Bengkulu, Baznas dan Universitas Bengkulu.
Rosjonsyah menungkapkan angka kemiskinan di provinsinya mencapai angka 14 persen, sehingga dibutuhkan program penanggulangan yang efektif.
“Tahun 2023 ini menjadi momen bagi kita untuk penanggulangan kemiskinan secara komprehensif, bagaimana penanggulangannya bisa difokuskan ke wilayah kantong kemiskinan dan dipastikan rumah tangga miskin mendapat bantuan,” ujarnya.
Dia menilai Kota Pariaman mampu menekan angka memiskinan di bawah angka nasional dan meningkatkan ekonomi masyarakatnya. Oleh sebab itu melalui forum itu ia mengimbau kabupaten/kota bisa meniru langkah Kota Pariaman dalam menanggulangi kemiskinan.