Pariaman – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) mengadakan seminar Ketahanan Daerah Kota Pariaman tahun 2023 di Aula Balaikota Pariaman, Selasa (20/6).
Seminar yang diselenggarakan oleh Bappeda ini dibuka oleh Walikota Pariaman, Genius Umar secara hybrid. Hadir secara langsung Kepala Bappeda Kota Pariaman, Hendri, kepala opd, kabag, instansi vertikal, camat dan kepala BUMN/BUMD.
Hadir selaku narasumber Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI), Athor Subroto dan Kaprodi Ketahanan Nasional Simon Runturambi, dan Ketua Tim Peneliti, Margaretha Hanita.
Wako Genius Umar dalam sambutannya mengatakan, seminar bertujuan untuk menyamakan persepsi pentingnya menyusun Strategi Ketahanan Kota untuk mendukung ketahanan nasional dan akan dilanjutkan dengan workshop dan FGD untuk meneliti kerentanan, krisis, dan kekuatan yang akan menjadi pilar Ketahanan Kota Pariaman.
Setelah melewati masa pandemi Covid 19, ketahanan kota-kota di seluruh dunia termasuk Indonesia juga terus menghadapi tantangan ketidakpastian global, krisis pangan, hingga perubahan iklim, terutama kota-kota pesisir, salah satunya Kota Pariaman.
Sebagai kota di pesisir barat Provinsi Sumatera Barat, Kota Pariaman juga mengalami guncangan pandemi yang berdampak pada kondisi perekonomian dan kesejahteraan penduduknya.
Dengan luas wilayah 73,36 km2 dan jumlah penduduk 96.719 jiwa pada 2022, Kota Pariaman memiliki tantangan besar karena harus menekan kemiskinan dan meningkatkan layanan publik dengan penuh perjuangan karena memiliki APBD yang kecil dan terus menurun. Pada 2020, APBD Kota Pariaman sejumlah Rp.704,720 M dan terus menurun hingga pada tahun 2022 hanya Rp.604,721 M.
“Meski memiliki keterbatasan anggaran, Pemerintah Kota Pariaman justru berkembang pesat menjadi kota yang penuh prestasi baik secara nasional maupun internasional ,” ujar Genius.
Pada 2021, Kota Pariaman meraih penghargaan Innovative Goverment Award (IGA) sebagai daerah terinovatif di Indonesia dari Kementerian Dalam Negeri karena berbagai inovasi pembangunan yang dilakukannya, baik dalam pembangunan infrastruktur jalan, lingkungan pesisir dan pembangunan ekonomi melalui UMKM yang mendukung pariwisata pesisir.
Di bawah kepemimpinannya bersama Wawako Mardison Mahyuddin, Kota Pariaman dikenal mampu membangun 24 ruas jalan sepanjang 40 km tanpa menggunakan dana APBD maupun bantuan pemerintah, namun melibatkan seluruh masyarakat yang tinggal di Pariaman maupun para perantau secara gotong royong yang dalam tradisi mereka dikenal dengan nama tradisi budaya badoncek yang sangat kental dengan solidaritas.
Kota Pariaman memang terkenal memiliki budaya yang tinggi, salah satunya budaya pesisir yang sangat terkenal yakni Budaya Tabuik yang diperingati setiap 1 Muharam dan menjadi daya tarik pariwisata setiap tahun.
Penghargaan juga diraih Pariaman adalah kesuksesannya dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) melalui program Universal Health Coverage (UHC) karena telah melebihi target nasional. Ini berarti, hampir 100 % masyarakat Kota Pariaman telah tercover Jaminan Kesehatan Nasional.
Tak hanya di bidang kesehatan, di bidang pendidikan Pemerintah Kota Pariaman juga memiliki Program Saga Saja (Satu Keluarga Satu Sarjana) dengan memberikan pendidikan gratis sampai SMA dan beasiswa kuliah kepada masyarakat bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia.
Kota Pariaman juga beradaptasi dengan cepat di era digital menjadi smart city dan mendapatkan penghargaan nasional dalam pelayanan e-government dan media center terbaik.
Dengan berbagai latar belakang di atas, Genius mengatakan, Pemerintah Kota Pariaman bekerjasama dengan Program Studi Kajian Ketahanan Nasional Sekolah Kajian Strategi dan Global (SKSG) Universitas Indonesia akan menyusun Strategi Ketahanan Kota Pariaman agar semakin kuat dan mampu beradaptasi dalam menghadapi perubahan lingkungan pesisir dan situasi global yang penuh ketidakpastian di berbagai bidang. (Erwin)