Catatan Oyong Liza Piliang |
Pariaman - Pemko Pariaman meluncurkan kalender iven pariwisata 2022 di Kabupaten Kampar, Riau pada Jumat malam di Gedung Mahligai Bungsu Bangkinang (18/2).
Setidaknya ada sebanyak 77 iven pariwisata yang akan digelar Pemko Pariaman di sepanjang 2022. Iven ini lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah iven pada 2021 yang hanya 45 iven.
Dari 77 iven tersebut yang menjadi perhatian dan daya tarik besar adalah akan dihelat kembalinya pesta budaya Hoyak Tabuik yang sudah absen selama 2 tahun karena pandemi Covid-19.
Walikota Pariaman Genius Umar dalam beberapa tahun terakhir membidik wisatawan dari Provinsi Riau. Karena itu ia selalu melauanching kalender iven pariwisata di negeri Lancang Kuning ini, seperti di Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar.
Menurutnya, mayoritas wisatawan yang berkunjung ke Pariaman berasal dari Kota Pekanbaru dan berbagai daerah lainnya di Provinsi Riau. Hal tersebut tidak berlebihan karena jarak antara Pariaman dengan Riau bisa ditempuh dengan jalur darat. Namun dari penelusuran Pariamantoday.com, mayoritas wisatawan yang berkunjung ke Pariaman tiap harinya bersal dari Pasaman Barat dan Kabupaten Pasaman. Juga termasuk Kota Padang dan Kabupaten Padangpariaman.
Pesta Budaya Tabuik sendiri akan digelar pada 14 Agustus 2022 bertepatan dengan penanggalan Islam 1 Muharam. Pesta Budaya Tabuik setidaknya dilaksanakan 10 hari karena mengikuti sejumlah ritual sebelum Tabuik dihoyak dan dibuang ke laut.
Dalam pantauan Pariamantoday.com, absennya iven Tabuik dalam dua tahun terkahir karena pandemi tidak begitu berpengaruh pada tingkat kunjungan wisatawan ke Pariaman. Hal ini disebabkan karena sudah banyaknya destinasi wisata menarik yang dibangun di Kota Pariaman.
Meski Tabuik adalah magnet utama pariwisata Pariaman, dalam dua tahun terakhir membuktikan iven ini bukan lagi menjadi penyebab utama orang orang berdatangan ke Pariaman. Orang datang ke Pariaman karena banyak hal.
Pertama karena keindahan alam. Banyak destinasi wisata pantai yang sudah digarap dengan baik. Konsep wisata Pariaman juga tidak latah atau meniru apa yang sudah ada di tempat lain. Dengan segala keindahan dan keunikannya, kini Pariaman sudah menjelma menjadi salah satu daerah wisata terpavorit si Sumatra Barat.
Kedua karena kekayaan kulinernya. Banyak kuliner tertentu hanya dijumpai di Pariaman. Seperti sarapan katupek gulai tunjang, gulai kepala ikan, teh talua balenggek hingga berbagai jenis sala laluak. Untuk menikmati kuliner Pariaman, kini wisatawan bisa menikmati langsung di berbagai objek wisata karena rumah makan masakan khas Pariaman sudah bertaburan di sepanjang Pantai Pariaman.
Ketiga, ekonomi kreatif. Contohnya cafe-cafe yang menyajikan menu yang selama ini tidak diketahui warga Pariaman itu sendiri. Para pelaku ekonomi kreatif mampu mengubah wajah Pariaman yang dulunya "berselera kolot" kini bisa nongkrong di berbagai cafe yang menyajikan steak, vietnam drip kopi, espresso, dan aneka milkshake. Cafe-cafe ini jarang sekali kami perhatikan lengang, meski di masa pandemi sekalipun.
Keempat tumbuhnya hotel dan penginapan yang representatif. Kota Pariaman kini telah jauh dari citra yang memiliki hotel kuno, "bau" dan tidak terawat. Jika dulu hanya ada satu hotel di Pariaman, kini wisatawan bisa memilih dengan leluasa hotel sesuai isi kantong mereka. Ingin hotel yang langsung menghadap ke laut, bisa nginap di Safari Inn atau Nantonnga. Ingin hotel syariah, juga tersedia. Atau yang murah meriah? Pilih saja puluhan homestay yang tidak kalah bersihnya. (OLP)