Objek wisata Pantai Gandoriah merupakan objek wisata terfavorit pemudik selama lebaran. Foto: istimewa |
Pariaman - Seluruh objek wisata di kota Pariaman akan dibuka selama liburan hari raya Idul Fitri 1442 Hijriyah. Objek wisata arus utama seperti Talao Pauah, Pantai Gandoriah, Pantai Cermin dan Pantai Kata akan dilakukan pemantauan penerapan protokol kesehatan dan pembatasan jumlah pedagang kaki lima.
"Hanya PKL yang sudah berdagang rutin diperbolehkan berjualan. Penambahan PKL baru tidak diberikan izin," kata Asisten I Walikota Pariaman, Yaminurizal di Pariaman, Rabu (5/5).
Objek wisata Talao Pauah akan jadi primadona selama musim libur lebaran 1442 Hijriyah |
Menjelang hari minus dua liburan hari raya Idul Fitri, satuan tugas gabungan akan mendirikan posko di lokasi tersebut. Posko dengan para Satgas Covid-19 dari unsur Satpol PP, petugas medis, BPBD akan memantau penerapan protokol kesehatan.
Sejumlah gazebo dan taman-taman kian memperindah destinasi wisata Talao Pauah yang berlokasi di Pasir Pauh, Desa Pauh Barat. Foto: OLP |
Arus mudik di tengah pelarangan
Dari pantauan kontributor pariamantoday.com, Yudi di Jakarta, pada hari minus satu (H-1) larangan mudik, jutaan pemudik dari Pulau Jawa diperkirakan nekat mudik. Larangan yang mulai berlaku dari 6 hingga 17 Mei itu dimanfaatkan pemudik jauh hari sebelumnya.
Sumatera Barat, kata Yudi menjadi salah satu daerah tujuan utama para pemudik di Tanah Air selain Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Madura.
"Sebelum 1 Mei 2021 arus mudik ke Sumatera Barat menggunakan jalur darat cukup ramai. Ada yang menggunakan mobil pribadi dan bus umum. Pemudik menyebar ke sejumlah wilayah di Sumatera Barat seperti Padang, Padangpariaman, Pariaman, Bukittinggi, Batusangkar, Tanah Datar, Payakumbuh dan daerah lainnya," kata Yudi.
Mereka yang mudik sebelum tanggal 1 Mei dari Pulau Jawa, umumnya perantau Sumatera Barat yang bekerja di sektor non formal. Sedangkan pekerja sektor formal umumnya setelah 1 Mei hingga hari ini (5 Mei) yang jauh hari telah memesan tiket pesawat.
Yudi melaporkan sulit mencari data akurasi jumlah pemudik dari Pulau Jawa ke Sumatera Barat tiap tahunnya mengingat minimnya catatan dari pihak berwenang mengenai hal itu. Namun dari informasi yang ia terima, pemudik tidak hanya menuju Sumatera Barat, namun juga sejumlah kota lainnya.
"Karena sebagian ada yang menuju Pekanbaru, Batam, Medan. Meski berasal dari Sumatera Barat, keluarga mereka ada yang lebih banyak di rantau," ungkapnya.
Sementara arus mudik terbesar ke Sumatera Barat lainnya datang dari provinsi tetangga, Riau dan Kepulauan Riau (Kepri). Dari data yang dihimpun Ilham, kontributor pariamantoday.com di Pekanbaru, memperkirakan paling tidak hampir satu juta warga Riau dan Kepri mudik lebaran tiap tahunnya.
Jumlah tersebut akan menurun sedikit karena larangan mudik, tapi bukan berarti jumlah pemudik dibanding yang tidak mudik lebih sedikit.
"Karena larangan mudik baru dimulai besok. Jauh hari sebelumnya sudah banyak yang mudik, khususnya pemudik yang bekerja work from home," kata Ilham.
Bagaimana saat penyekatan di berbagai perbatasan Sumbar-Riau saat ini, Ilham mengatakan hal tersebut tidak banyak berpengaruh karena sangat banyak jalur tikus yang bisa dilalui pemudik. Di samping itu, kata Ilham penyekatan di perbatasan juga tidak tegas-tegas amat.
"Pengalaman tahun lalu, petugas tidak tega mengusir balik pemudik karena merasa kasihan. Itu manusiawi, siapa yang setega itu," kata Ilham.
Ilham memperkirakan pemudik yang datang ke Sumbar selama musim mudik sebelum pandemi Covid-19 jumlahnya setengah populasi penduduk Sumbar.
"Itu jika dihitung dari semua daerah, jumlahnya hampir setengah penduduk Sumbar dan membawa manfaat ekonomi, di saat pandemi lebih dari seperempat populasi penduduk Sumbar," kata dia. (OLP/Yudi/Ilham)