Mardison lebih senang keluar pakai motor boncengi istri saat menuju masjid menunaikan salat yang dekat dari rumah dinasnya. Foto: istimewa |
Pariaman - Wakil Walikota Pariaman, Mardison Mahyuddin memang dikenal suka dengan interaksi sosial. Ia selalu datang jika diundang dalam setiap pesta pernikahan warga dan selalu melawat saat ada kabar duka kematian warga.
Maka, banyak orang menyebut, tidak ada alek (pesta pernikahan) setiap warga Pariaman yang belum pernah dikunjungi Mardison.
Selain undangan baralek, Mardison juga kerap kali diundang dalam acara tradisional warga. Sebut saja yang terkecilnya gotong royong. Saya pernah menyaksikan Mardison menyapu jalan di Desa Kampung Baru bersama warga saat goro bersama di pagi Minggu. Saat itu saya lewat menjemput anak usai didikan subuh.
"Bagaimana lagi, saya memang sukanya begini, dekat dengan masyarakat. Ini juga momen mendengarkan aspirasi secara langsung dari masyarakat," ujar Mardison yang hobi keluar pakai motor menunaikan salat ke masjid ini.
Kemudian, hal "wajib" lainnya, Mardison juga mengundang warga sekitar saat ia menempati rumah jabatan. Saat dia menempati rumah dinas ketua DPRD Kota Pariaman, dia didampingi istri Indriati, berjalan kaki menurut warga Komplek Perumahan Jati mengundang doa selamatan menempati rumah jabatan. Ia berkunjung dari pintu ke pintu.
Hal serupa dia lakukan juga saat baru menempati rumah jabatan wakil walikota yang satu komplek dengan rumah jabatan ketua DPRD.
"Silaturahmi dianjurkan dalam agama Islam. Sebagai hamba Allah, kita wajib merajutnya," kata Mardison yang selalu berpakaian rapi itu.
Menjelang Ramadhan ini, ketua DPD Golkar Pariaman empat periode ini juga sering mendapat undangan dari masjid dan musala dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan. Tentunya ia pasti datang jika tidak sedang dinas luar kota.
Dalam setiap kunjungannya ke musala dan masjid maupun undangan yang melibatkan ninik mamak dan tokoh masyarakat, Mardison selalu menekankan pentingnya menjaga kerukunan, membahas isu terkini yang memerlukan keterlibatan ulama dan niniak mamak.
"Kita juga sampaikan apa yang telah kita bangun dan apa rencana pembangunan Pemko Pariaman ke depan. Jika kita ajak beliau bermusyawarah, jika ada kendala selalu ada jalan keluarnya," kata Mardison saat itu.
Contohnya saat rencana pembangunan pasar Pariaman 2019 lalu, pemindahan pedagang, dan rapat dengan pedagang kaki lima. Berdialog dengan Mardison, pedagang merasa lebih leluasa karena pembawaan Mardison yang "santuy" saat dikritik.
"Kita menempatkan diri sebagai dunsanak mereka, kita dengar seluruh aspirasinya dan kita tawarkan solusi yang lebih baik. Karena sebagai pemerintah tujuan pembangunan untuk masyarakat, bukan buat walikota Pak Genius Umar, bukan buat Mardison," ungkapnya.
Di samping itu, prinsip Mardison, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Kuncinya komunikasi jangan sampai tersumbat. Pemerintah dalam hal ini, siap menampung seluruh aspirasi dan berusaha menawarkan kebijakan yang bijaksana.
"Kita pemerintah mengalah sedikit tidak apa-apa, tapi jika kebijakan tersebut sudah kita ambil, keputusan bersama, kita jalankan. Dan biasanya masyarakat menerimanya," kata Mardison.
Menyambut bulan suci Ramadhan masih di masa pandemi, Mardison berharap masyarakat tetap menaati prokes Covid-19. Baik saat bekerja, interaksi sosial dan saat berada di luar ruangan.
"Saya optimis dan kita sama-sama doakan semoga pandemi ini segera berlalu karena negara kita juga sudah mulai lakukan vaksinasi," kata dia. (OLP)