Presiden Joko Widodo direncanakan meresmikan Pasar Rakyat Pariaman pada 30 Maret 2021 mendatang. Menjelang itu, seluruh pedagang direlokasi dari pasar penampungan sementara. Foto: istimewa |
Pariaman - Proses pemindahan pedagang dari pasar penampungan ke Pasar Pariaman akan dilakukan secepatnya sebelum pasar tersebut akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 30 Maret 2021 mendatang.
"Mengingat protokoler keperesidenan, tanggal 27 Maret hendaknya harus clear (semua sudah dipindahkan). Kemudian pasar penampungan akan dibersihkan (dibongkar)," kata Asisten I Setdako Pariaman, Yaminurizal di Pariaman, Selasa (23/3).
Oleh sebab itu menurutnya, seluruh stakeholder Pariaman akan memusatkan perhatian terkait relokasi pedagang dari penampungan ke Pasar Pariaman agar berjalan dengan lancar dan berkeadilan.
Yaminurizal menuturkan, dari 362 jumlah kios di Pasar Pariaman, 354 kios diantaranya akan disewakan kepada pemilik kartu kuning (pemilik kios di pasar lama) sesuai perjanjian sebelum pembangunan pasar.
Sementara dari seluruh jumlah pemilik kartu kuning, kata dia, hanya 48 di antaranya yang sekaligus berdagang, sisanya mengontrakkan ke pedagang lainnya. Hal tersebut juga sudah dikaji oleh Pemko Pariaman agar tidak merugikan pedagang yang mengontrak.
"Ada 241 pedagang di pasar penampungan yang mayoritas menyewa ke pemilik kartu kuning, kemudian juga ada 236 PKL," ungkapnya.
Kepala Dinas Koperindagkop/UKM Gusniyetti Zaunit mengatakan pihaknya telah memfasilitasi antara pemilik kartu kuning dengan pedagang aktif. Ia menyebut antara pedagang dan pemilik kartu kuning ada ikatan kontrak yang memiliki masa berlaku.
"Jika kontraknya masih berlaku tentu akan terus berdagang di kiosnya, namun yang ikut lotting hanya pemilik kartu kuning. Kita akan fasilitasi hal tersebut. Jika sudah ada ikatan kontrak mestinya tidak ada pihak yang dirugikan, kecuali kontraknya sudah habis," kata Gusniyetti.
Loting akan dilakuan Rabu besok
Loting atau pengundian penempatan kios di Pasar Pariaman yang baru akan dilakukan besok di GOR Rajo Bujang di Kelurahan Karan Aur. Peserta lotting wajib memiliki kartu kuning, atau pemilik kedai di pasar sebelumnya.
"Peserta adalah pemilik kartu kuning sebagaimana perjanjian kita dengan mereka sebelumnya," ungkap dia.
Penempatan kios di Pasar Pariaman sendiri, sebut Gusniyetti Zaunit sesuai komoditi. Untuk lantai 1 yang memiliki 82 kios, diperuntukkan bagi pedagang PMD atau pedagang bahan kebutuhan pokok.
Sedangkan di lantai 2 yang memiliki 132 kios, diperuntukkan bagi pedagang pakaian dan aksesioris, lalu di lantai tiga dengan 134 kios diperuntukkan bagi pedagang elektronik.
"Di lantai 4 khusus pedagang makanan dan kuliner. Jumlah kiosnya ada 14 unit," terangnya.
Gusniyetti mengatakan proses loting atau pengundian nomor kios bagi pemegang kartu kuning sudah memenuhi asas keadilan karena seluruh kios di Pasar Pariaman letaknya didesain semua menghadap ke depan.
"Semua kios berada dalam gedung, dan desainnya melingkar sehingga semua lokasinya strategis," kata dia.
Pasar Pariaman juga akan diperluas
Walikota Pariaman Genius Umar menceritakan seluk beluk pembangunan pasar Pariaman. Mulai dari berpuluh-puluh kali rapat dengan pemilik kartu kuning hingga proses tender di tingkat pusat yang sempat gagal sebanyak sembilan kali.
"Proses tender hingga sembilan kali, padahal pasar sudah kita bongkar. Namun berkat kekompakan dan dukungan dari banyak pihak, hari ini telah berdiri megah pasar rakyat paling indah di Sumatra Barat," kata Genius.
Genius menginginkan proses relokasi berjalan dengan lancar dan tidak merugikan pihak manapun. Ia menjamin tidak ada pihak dan oknum manapun memiliki kios selain pemilik kartu kuning.
"Tidak ada lagi istilah "kios titipan". Saya tegaskan, ini dibangun buat pedagang dan rakyat Pariaman. Kita lakukan secara transparan dengan melibatkan ninik mamak, pedagang, APPSI, KAN dan kejaksaan dan kepolisian sejak awal pembangunan. Jika semuanya diawali dengan niat baik, semoga membawa berkah ke depannya," kata Genius.
Selanjutnya, kata Genius, pihaknya juga tengah mengupayakan dana pusat untuk pembangunan pasar yang berlokasi di depan pasar ikan. Jika anggarannya didapat, pasar akan didesain terintegrasi dengan bangunan sekarang.
"Kita akan bikin jembatan penghubung antara kedua pasar dan Tabuik tetap bisa melewati bawah jembatan," pungkasnya.
Pasar Pariaman sendiri telah selesai 100 persen pembangunannya pada pertengahan Februari 2021 yang menelan biaya dari APBN Rp 89,74 miliar.
Bangunan baru Pasar Pariaman terdiri dari empat lantai di atas lahan seluas 5.431 meter persegi di Jalan Sutan Syahrir, Kelurahan Pasir, Pariaman Tengah. Rancang atap bangunan menggunakan atap dak beton yang digunakan sebagai shelter antisipasi jika terjadi bencana gempa dan tsunami.
Pasar yang memiliki 362 kios tersebut dilengkapi dengan tiga unit eskalator dan satu unit lift. Meski tidak memiliki AC, untuk penjernihan udara dalam bangunan, terdapat sejumlah exaust guna menjaga udara dalam pasar tetap bersih dan sejuk.
Fasilitas pendukung lainnya adalah tersedianya ruang bagi penyandang disabilitas dan tempat ibu menyusui. Sejumlah toilet berukuran cukup besar juga ditempatkan di setiap lantai.
Pasar Pariaman dibangun oleh perusahaan plat merah PT Wijaya Karya yang peletakan batu pertamanya dilakukan langsung oleh Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartanto dan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono bertepatan dengan Hari Nusantara Nasional di Kota Pariaman pada 14 Desember 2019 lalu.
Pemko Pariaman juga memastikan untuk tahun pertama penempatan Pasar Pariaman akan digratiskan bagi seluruh pemilik kartu kuning. Uang sewa, baru akan dipungut pada tahun kedua.(OLP)