Kepala UPTD Puskeswan dan Inseminasi Buatan Pariaman, Dahlia (kanan) usai melakukan vaksinasi rabies dan pemberian vitamin kepada salah satu hewan peliharaan warga Pariaman. Foto: OLP |
Pariaman - Sepanjang tahun 2020 terjadi sebanyak 92 kasus gigitan pada manusia oleh hewan peliharaannya sendiri di Kota Pariaman. Namun dari seluruh kasus gigitan hewan peliharaan kepada pemiliknya tersebut, hanya 2 kasus yang positif rabies.
"Sudah kita tangani dan 2 orang yang terkena gigitan hewan positif rabies itu kini sudah sehat," kata Kepala UPTD Puskeswan dan Inseminasi Buatan, Drh Dahlia di Pariaman, Selasa (26/1).
Dahlia mengimbau bagi pemilik hewan peliharaan agar segera melakukan vaksinasi rabies terhadap hewannya. Pihak UPTD saat ini juga sudah melakukan vaksinasi keliling ke rumah-rumah warga.
Selain itu, pihak UPTD juga mengirimi pihak desa dan kelurahan jadwal vaksinasi. Bekerjasama dengan desa dan kelurahan, pihak desa dan kelurahan tinggal mengimbau kepada warga pemilik hewan perilaharan. Setelahnya, pihak UPTD akan datang sesuai jadwal di desa dan kelurahan tersebut untuk melakukan vaksinasi.
Di samping itu, pihak UPTD juga masih melayani vaksinasi rabies di kantornya di Kelurahan Jati Mudiak, Pariaman Tengah. Pemilik hewan bisa datang untuk melakukan vaksinasi tanpa dipungut biaya sepeserpun.
"Karena kita melakukan vaksin jemput bola dari desa ke desa, yang datang ke kantor paling cuma 10 hewan sebulan," sambung Dahlia.
Pihak UPTD, kata Dahlia hanya melayani vaksinasi hewan bagi pemilik yang berdomisili di kota Pariaman. Pemilik akan diberikan identitas hewan yang berisi riwayat vaksinasi. Saat melakukan vaksinasi ulang, pemilik cukup menyerahkan kartu identitas tersebut ke petugas yang selalu siaga di desk vaksinasi UPTD Puskeswan.
Bagaimana gejala hewan yang terkena rabies?
Menurut Dahlia, hewan peliharaan mayoritas warga Pariaman adalah kucing, anjing, kera dan beruk. Ciri-ciri hewan yang terinveksi rabies adalah suhu tubuh tinggi dan tidak mau makan.
Kemudian mata memerah, ekor masuk di antara sela kedua paha dan memiliki gejala penyakit syaraf seperti berjalan sempoyongan.
"Gejala lainnya, tidak kenal tuannya dan emosi tidak stabil. Ini perlu diawasi karena cenderung menggigit," jelas Dahlia.
Lalu bagaimana jika rabies tertular ke manusia?
Rabies merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies, ditularkan melalui saliva (anjing, kucing, kera) yang kena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka.
Virus rabies menyerang manusia pertama kali pada 1984 ditemukan oleh EV De Haan dari Belanda. Komposisi dari virus ini antara lain Ribo Nucleic Acid (RNA) rantai tunggal lipid, karbohidrat dan protein.
Masa inkubasi atau masa masuknya virus ke dalam tubuh manusia 2 hingga 8 minggu, kadang- kadang 10 hari hingga 2 tahun.
Anjing adalah sebagai sumber penular utama, kemudian kucing dan kera. Di luar negeri, disamping ketiga hewan di atas, rabies juga ditularkan melalui gigitan serigala, kelelawar, skunk, dan racoon.
Virus ini akan masuk ke sel-sel limbik, hipotalamus, dan batang otak. Setelah memperbanyak diri pada neuron-neuron sentral, maka virus rabies akan bergerak ke seluruh organ dan jaringan tubuh untuk berkembang biak seperti adrenal, ginjal, paru-paru, hati dan selanjutnya akan menyerang jaringan tubuh lainnya.
Oleh karena itu, Dahlia mengimbau agar pemilik hewan peliharaan agar terus menjaga hewannya dengan rutin melakukan vaksinasi setiap enam bulan dan paling lama satu tahun sekali.
"Vaksinasi awal usia hewan 3 bulan atau bisa juga di bawah umur itu asalkan bertubuh sehat. Pasca vaksin, hewan akan mengalami gejala demam sebagaimana layaknya divaksinasi dan akan sembuh dengan sendirinya," tandas Dahlia. (OLP)