 |
Hingga saat ini tercatat sudah lebih dari 30 ribu pengguna dan lebih dari 54 ribu permohonan pelayanan. Aplikasi online yang bisa diunduh di Playstore tersebut dinamai Dukcapil Ceria Mobile yang diluncurkan pada September 2019.
"Untuk aplikasi desktop pada link http://siak.dukcapil.padangpariamankab.go.id:81/androids," ujar kepala dinas Dukcapil Padangpariaman, Muhammad Fadhly di Pariaman, Jumat (4/9).
Pasca diluncurkannya pada September 2019 lalu jauh sebelum pandemi Covid-19, kata Fadhly, aplikasi tersebut terus digunakan masyarakat. Pengguna internet yang didominasi oleh kalangan muda memberikan kontribusi meningkatnya pengguna layanan tersebut.
Fadhly mengakui drastisnya peningkatan pengguna layanan itu tidak terlepas dari dukungan semua stakeholders dengan segala tantangan yang dihadapi. Selaku leading sektor, pihaknya merangkul berbagai pihak untuk menjalankaninovasi agar berjalan dengan baik. Mulai dari penyedia jaringan dengan Dinas Komunikasi dan Informatika, Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Nagari.
“Inovasi ini berjalan karena kita semua. Pelaksana pelayanan yang paling memberikan dampak kemudahan bagi masyarakat adalah pemerintahan nagari. Oleh sebab itu menjadikan nagari sebagai pusat pelayanan publik yang dekat dengan masyarakat adalah hal penting dalam program ini,” sambungnya.
Disdukcapil terus menyusun langkah-langkah pelaksanaan inovasi mulai dari penyiapan sarana prasarana pelayanan serta penyiapan sumber daya manusia yang akan menjalankan inovasi, sebelum dan sedang berjalannya inovasi tersebut.
"Sebanyak 103 nagari mengikuti pelatihan pengenalan aplikasi, pelatihan penggunaan aplikasi dan penyediaan media konsultasi bagi nagari yang mengalami kendala dalam menjalankan aplikasi. Sosialisasi layanan online Dukcapil Ceria Mobile dilakukan pada berbagai media mulai dari media dalam bentuk kertas sampai kepada media online," imbuhnya.
Sistem informasi pelayanan publik melalui website resmi Dinas Dukcapil Padang Pariaman juga menyajikan e-service dan informasi-informasi pelayanan online yang dilengkapi dengan standar pelayanan dan pengenalan serta instalasi aplikasi.
Semua upaya-upaya tersebut dilakukan untuk mendukung terlaksananya pelayanan online yang lebih mudah, cepat dan dekat dengan masyarakat.
Muhammad Fadhly menjelaskan beratnya tantangan merubah pelayanan dengan cara lama yang konvensional menjadi cara baru yang serba digital.
“Tantang itu pasti ada, dan kita harus mencarikan solusi terhadap tantangan tersebut. Bukan menghentikan inovasi yang telah dirintis. Kami memaklumi bahwa menciptakan cara-cara baru itu butuh waktu untuk pengenalan kepada pengguna layanan, jadi wajar akan ada yang langsung menerima, dan ada penolakan,” imbuhnya. (Tim)
