Tri Suryadi, SE, M.Si alias Wali Feri foto bersama dengan AHY, Mulyadi dan Januar Bakri usai terima SK Partai Demokrat langsung dari AHY. Foto: istimewa |
Ia selalu berada di top survei - dan selaku chalenger atau penantang - itu merupakan modal besar baginya untuk bertarung habis-habisan di Pilkada.
Mari kita abaikan dulu beragam hasil survei tersebut. Mari kita lihat secara aktual perjalanan karir politik Wali Feri yang dramatis.
Wali Feri dilahirkan dengan nama Tri Suryadi pada 31 Juli 1973. Ia anak dari seorang polisi (almarhum) yang dididik disiplin sedari kecilnya.
Alumni SMA Negeri 2 Pariaman itu, sebagaimana pemuda Piaman lainnya juga sempat merantau ke berbagai daerah sebelum menikah pada 2007 dengan Ernida Puspita yang telah mengarunianya sepasang anak yang lucu-lucu.
Sejak pulang ke Padangpariaman tepatnya di Korong Kubu Nagari Pilubang kecamatan Sungai Limau, Wali Feri dipercaya masyarakat setempat untuk menjadi ketua pemuda. Dari jabatan yang secara hirarki tergolong paling bawah itulah Wali Feri memulai karir kepemimpinnya hingga besar seperti saat ini.
Selepas ketua pemuda, Wali Feri juga menerima amanah masyarakat untuk menjadi Wali Korong dan akhirnya terpilih menjadi Walinagari Pilubang dengan perolehan suara fantastis. Untuk diketahui, Nagari Pilubang adalah nagari terbesar di Padangpariaman.
Saat menjabat Walinagari, di tengah kepemimpinannya, Wali Feri kembali diminta masyarakatnya untuk mewakili aspirasi mereka di DPRD Padangpariaman. Atas permintaan masyarakat, Wali Feri pun maju pada pemilihan legislatif 2014 dari partai Gerindra dan akhirnya berhasil meraih kursi.
Dukungan masyarakat tak berhenti sampai di situ. Pada 2019, Wali Feri kembali didorong masyarakat dan konstituennya untuk maju di pemilu 2019. Kali ini sebagai calon anggota DPRD Sumatra Barat.
Kembali maju dari partai besutan Prabowo Subianto itu, Wali Feri kembali berhasil meraih kursi dengan perolehan suara terbanyak di internal Gerindra daerah pemilihan Pariaman - Padangpariaman.
Wali Feri sebenarnya tidak pernah memikirkan untuk maju di Pilkada Padangpariaman sebelum pada penghujung 2019 sejumlah tokoh masyarakat kembali mendatanginya. Baginya ia akan fokus dulu memperjuangkan aspirasi masyarakat di provinsi Sumatra Barat.
Karena permintaan masyarakat kian deras, termasuk dari para perantau, Wali Feri tak kuasa menolaknya. Namun seperti kebiasaannya sebelumnya, ia mesti meminta restu kepada ibu dan istrinya terlebih dahulu. Karena menurutnya tanpa restu dan dukungan dari orang tua dan istri, apa pun keputusan dan jalan (karir) yang akan ditempuh tidak akan membawa berkah.
Mengantongi izin ibu dan istri, Wali Feri mulai meminta restu pada orang-orang dekatnya. Pada teman sejawat, senior, emak-emak dan tokoh-tokoh masyarakat di Padangpariaman dan perantau. Diluar dugaannya justru seluruhnya mendukung keputusannya tersebut.
Atas dasar itu, pada November 2019, Wali Feri mengumumkan melalui berbagai media keputusannya untuk maju di Pilkada Padangpariaman meski dengan konsekuensi besar mesti mundur di DPRD Sumatra Barat jika telah ditetapkan sebagai calon oleh KPU.
Sejak menyatakan maju di Pilkada Padangpariaman, popularitas Wali Feri mulai berangsur-angsur naik seiring dengan tingkat keterpilihannya. Pasang surut politik total mundur sejak Maret 2020 saat pandemi Covid-19 mewabah di Tanah Air.
Saat pandemi Covid-19 mewabah di Padangpariaman, Wali Feri ternyata tidak mengurung diri di rumah. Ia tidak vakum sebagaimana sebagian bakal calon lainnya. Ia justru turun ke lapangan bersama tim Covid-19 Barisan Relawan Tri Suryadi (Baret) yang ia bentuk. Hampir tiap hari. Energi mudanya ia maksimalkan.
Di masa awal corona mewabah, Wali Feri setidaknya telah melakukan desinfeksi pada lebih 200 Korong di lebih dari 80 Nagari se kabupaten Padangpariaman. Ia juga telah membagikan puluhan ribu masker, ratusan alat pelindung diri bagi tenaga medis, serta membagikan sembako.
Menurut catatan berbagai media, selama pandemi Covid-19, Wali Feri merupakan vigur paling aktif mengedukasi masyarakat dan memberikan bantuan langsung ke lapangan di saat calon lainnya vakum.
Wali Feri pada salah satu media pernah mengatakan jika dirinya tidak bisa jauh dari masyarakat. Ia tidak mau hanya mengambil manisnya saja hubungannya dengan masyarakat dan meninggalkannya saat terasa pahit seperti saat pandemi Covid-19.
Dia juga pernah bilang apa yang ia lakukan selama pandemi corona akan tetap ia lakukan meskipun ia tidak dalam posisi akan mencalonkan diri sebagai bupati.
"Seorang pemimpin harus tetap ada dalam barisan masyarakat. Jangan pernah keluar dalam kondisi apapun," ungkapnya saat itu.
Kegigihan Wali Feri di masa Covid-19 gaungnya sampai juga ke telinga perantau Piaman. Khairul Nasir - pemilik RS Safira di Pekanbaru secara gamblang menyatakan dukungannya kepada Wali Feri agar terus mengabdi kepada masyarakat.
Uncu Khairul karib ia disapa kepada media sempat mengatakan jika saat ini ia tidak bisa mengangkat taraf hidup masyarakat, ia akan mengangkat seorang pemimpin yang nantinya akan mengangkat taraf hidup masyarakat itu sendiri.
"Orang itu adalah Wali Feri. Saya siap turun dan mandi kerbau mendukung beliau maju dan memenangkan Pilkada Padangpariaman," ujarnya.
Demikian kilasan perjalanan Wali Feri yang hari ini telah menerima langsung SK Demokrat dari Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon yang akan diusung di Pilkada Padangpariaman berpasangan dengan Taslim.
Sangat jarang bagi AHY secara langsung menyerahkan SK kepada pasangan calon di Pilkada serentak 2020. Pada Wali Feri, AHY bahkan mengaku bahagia bisa menyerahkan dan bertemu langsung dengan Wali Feri yang dulunya hanya menjabat ketua pemuda di pelosok Pilubang itu. (Catatan Oyong Liza Piliang)