Foto: Erwin |
Bunker yang tidak aktif lagi sejak masa penjajahan Jepang dan Agresi Belanda itu selalu diurus oleh pemerintah desa setempat. Tiga buah bunker berjejer menandakan desa tersebut merupakan teritorial penting bagi militer Jepang saat itu.
"Ini adalah situs sejarah yang mesti kita jaga bersama," kata Mardison.
Mardison menyebut di zaman penjajahan Jepang, Pariaman adalah kawasan strategis militer Jepang di pesisir barat pulau Sumatera.
"Ada ratusan bunker Jepang di Pariaman yang dahulunya telah dibenamkan. Namun saat ini itu tidak boleh lagi, semua bunker kita jadikan situs sejarah kota Pariaman," imbuh Mardison.
Mardison menceritakan benteng Jepang sempat digunakan oleh TNI dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari agresi Belanda I dan agresi Belanda II.
"Ribuan tentara bersama rakyat menggunakan bunker peninggalan Jepang saat berperang melawan Belanda dan sekutunya," lanjutnya.
Mardison mengajak masyarakat Pariaman yang desanya memiliki bunker Jepang agar mencontoh desa Air Santok yang rutin merawat.
"Di sini rutin merawat dan membersihkan bunker dengan gotong-royong. Ini patut ditiru oleh desa lainnya," pungkas Mardison. (Erwin/OLP)