Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum adat yang memiliki batas-batas wilayah tertentu, dan berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul adat Minangkabau.
Sebagai wilayah otonom, tingkat kemajuan dan kesejahteraan masyarakat pada masing-masing nagari sangat ditentukan oleh masyarakat dan pemerintahan nagari yang bersangkutan. Dalam suatu daerah yang memiliki banyak nagari atau desa, tingkat kemajuannya juga berbeda-beda.
Bahkan tingkat kemajuan dan kesejahteraan masyarakat tidak lagi ditentukan oleh melimpahnya sumber daya alam, justru ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya.
Kembali ke Nagari III Koto Aurmalintang - nagari induk yang saat ini memiliki empat pemerintahan nagari. Nagari yang memiliki objek wisata Bukik Bulek dengan pemandangan memukau di ketinggian tersebut, salah satu nagari di Padangpariaman yang sudah melek teknologi informasi.
Di nagari tersebut bahkan sudah melayani masyarakatnya secara daring dengan aplikasi berbasis android yang bisa diakses masyarakat dalam pelayanan publik mereka.
"Kita mulai menerapkan Smart Nagari dengan membuat berbagai aplikasi guna memudahkan urusan masyarakat, apalagi di masa pandemi corona ini," ungkap walinagari III Koto Aurmalintang, Azwar Mardin, Sabtu (26/6).
Dalam aplikasi yang dibikin sendiri oleh perangkat nagari, selain memuat data kanagarian, di aplikasi yang dinamai Sipena Online itu, juga menyajikan informasi. Baik informasi dalam bentuk tulisan, info grafik dan video yang bisa dipilih oleh masyarakat - baik di ranah dan di perantauan. Aplikasi tersebut bisa didownload melalui Playstore perangkat smartphone berbasis android.
Sipena Online juga berguna bagi masyarakat untuk mengurus administrasi pemerintahan dan sebagai layanan tombol panik (panic button) guna menyelesaikan masalah bersifat darurat seperti ketika terjadi suatu masalah dalam korong.
Saat tombol panik ditekan, semua perangkat nagari hingga korong, puskesmas, pemadam kebakaran dan bhabinkamtibmas polsek, akan menerima notifikasi. Masalah yang ada segera dicarikan jalan keluarnya oleh perangkat nagari bersama unsur forum musyawarah pimpinan nagari.
Selain itu, aplikasi tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengurus surat-surat administrasi secara online seperti kepengurusan kependudukan.
Azwar Mardin mengatakan saat ini pihaknya tengah fokus mengembangkan pariwisata yang dikelola oleh badan usaha milik nagari (Bumnag). Saat ini ada dua objek wisata yang mulai berkembang dan ramai dikunjungi, seperti objek wisata alam Bukik Bulek dan ikan larangan Kubu Koto Bimo Sungai Sejuta Ikan.
"Kita lagi fokus pada sektor wisata karena sektor tersebut memiliki daya ungkit yang besar terhadap sektor lainnya. Dengan fokus ke satu sektor, sektor lainnya juga akan terangkat. Oleh sebab itu kita fokuskan ke pariwisata karena kita memiliki potensi untuk itu," tutur Azwar Mardin yang menjabat walinagari sejak 2018 itu.
Azwar mengaku sejak dilantik jadi walinagari ia bertekad akan menggenjot sektor pariwisata dan memberdayakan usaha micro kecil menegah (UMKM) di nagari tersebut.
Saat ini objek wisata Bukik Bulek sedang dalam tahap pembangunan berbagai sarana prasarana penunjang pariwisata. Pembangunan di kawasan itu akan tuntas pada 2021 mendatang. Selain mengalokasikan dana nagari, pembangunan juga disokong melalui APBD Padangpariaman.
"Kini pembangunan di Bukik Bulek sudah progres 30 persen. 2021 sudah selesai," kata dia.
Sedangkan kawasan ikan larangan Sungai Sejuta Ikan di Kubu Koto Bimo dikelola oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Korong Setempat. Ikan larangan sudah mentradisi di III Koto Aurmalintang. Seluruh korong dilewati aliran sungai yang berisi ikan larangan. Tidak hanya sungai, ikan larangan juga terdapat di aliran irigasi nagari.
Inovasi-inovasi lainnya di nagari tersebut masih banyak. Contohnya aplikasi antar jemput online disingkat Ajo, merupakan transportasi online antar korong di nagari tersebut. Selain itu, di nagari tersebut juga memiliki stasiun radio sendiri yang mereka namai Suandari FM.
"Radio ini sudah lama ada, sejak tahun 2004 yang dikelola komunitas pemuda. Namun karena kendala keuangan beberapa perangkat radio rusak. Bulan depan akan kembali beroperasi. Kini dalam tahap perbaikan," jelas Azwar.
Di masa pandemi Covid-19, pemuda nagari juga aktif menggalang dana untuk membantu masyarakat terdampak ekonomi imbas Covid-19. Digerakkan oleh Aznil Mardin, (doktor termuda di Sumatra Barat yang meraih S3 di usia 26 tahun) penggalangan dana bernama Amal Beramal itu bahkan gerakannya hingga ke tingkat kecamatan.
"Selama pandemi gerakan Amal Beramal telah menyalurkan ratusan paket sembako melalui penggalangan dana yang melibatkan perantau. Bantuan dibagikan kepada lansia, anak yatim dan janda terlantar serta masyarakat berpenghasilan minim," kata Azwar.
Nagari tersebut juga aktif dalam pemberdayaan kepemudaan dengan mendirikan rumah kreatif milik nagari. Di rumah kreatif para pemuda bisa belajar kesenian, UMKM dan kuliner.
"Nagari juga memberikan pelatihan-pelatihan kepada pemuda untuk peningkatan SDM sesuai dengan minat dan bakat mereka masing-masing," pungkas Azwar.
Berikut profil Nagari III Koto Aurmalintang
Nagari III Koto Aur Malintang sebelah utara berbatasan dengan Nagari III Koto Aur Malintang Utara, sebelah selatan berbatasan dengan Nagari III Koto Aur Malintang Selatan, sebelah timur berbatas dengan Nagari III Koto Aur Malintang Timur dan sebelah barat berbatasan dengan Nagari III Koto Aur Malintang Selatan.
Sebagai nagari induk Nagari III Koto Aur Malintang juga sebagai pusat Kerapatan Adat Nagari yang menaungi tiga nagari pemekaran di atas.
Nagari mempunyai luas wilayah 35 kilometer per segi dengan topografi berbukit-bukit serta berada pada ketinggian rata-rata 500 meter dari permukaan laut. Suhu udara berkisar antara 25 hingga 30 derajat celcius. Curah hujan berkisar antara 2.000 – 3.000 mm per tahun.
Setelah pemekaran, nagari terdiri dari enam korong yaitu Korong Kampung Jambu dengan jumlah penduduk 1.030 jiwa, Korong Kampung Pinang dengan jumlah penduduk 1.900 jiwa, Korong Kampung Padang dengan jumlah penduduk 2.286 jiwa, Korong Kampung Surau dengan jumlah penduduk 886 jiwa, Korong Koto Kaciak dengan jumlah penduduk 1.518 jiwa dan Korong Kampung Beringin dengan jumlah penduduk 1.088 jiwa.
Mayoritas penduduk masih bekerja pada sektor pertanian dengan pola tradisional serta masih terdatanya yang tidak tamat sekolah dasar sebanyak 136 orang.
Sarana pendidikan formal yang ada di Nagari III Koto Aur Malintang meliputi 8 unit PAUD/TK, 5 unit SD, 1 unit MTsN, 1 unit SMA Negeri.
Di nagari tersebut terdapat 2 masjid dan 47 musala. 12 kelompok majlis taklim dengan anggota 25 orang rata-rata per kelompok.
Di bidang kesehatan Nagari III Koto Aurmalintang memiliki 6 unit posyandu dengan 6 orang bidan pendamping, 1 unit puskesmas yang buka 24 jam. (Tim/OLP)