Foto: Erwin |
"Saat lebaran kita tetap lakukan penertiban PSBB. Jika tidak akan menjadi peluang gelombang kedua penularan virus corona," kata walikota Pariaman Genius Umar usai video conference dengan Gubernur Sumbar terkait pemberlakukan PSBB tahap dua, Selasa (5/5).
Ia mengatakan setiap kawasan pantai Pariaman selalu ramai selama lebaran. Jika tidak ditertibkan, wabah corona tidak akan bisa dikendalikan karena semua orang terkonsentrasi dalam satu kawasan.
Meski demikian, sambung Genius, terjadi penurunan kurva Covid-19. Jumlah notifikasi, ODP dan PDP terus mengalami penurunan. Sedangkan jumlah pasien terkonfirmasi positif, kembali nol.
"Satu orang pasien positif Covid-19 sudah sembuh usai dua kali berturut-turut hasil uji swab dari Labor Unand dinyatakan negatif," pungkasnya.
Herlina, 32, warga Pariaman Tengah berharap ada pelonggaran selama Hari Raya Idul Fitri dari pemerintah. Seperti mengunjungi sanak keluarga dalam jumlah terbatas tapi tetap menjalankan protokol Covid-19.
"Objek wisata saya sepakat dengan walikota, emang harus ditutup. Jika tidak orang dari luar daerah akan datang ke Pariaman. Tapi bagi warga Pariaman sendiri berilah kelonggaran selama lebaran sekadar melakukan silaturahim," kata dia.
Ia berpendapat masyarakat Pariaman sudah mulai bertanggungjawab dan sadar akan bahaya Covid-19. Tanpa imbauan dari pemerintah pun, masyarakat akan berupaya menghindari keramaian.
"Kita tahu bahaya corona dan telah pelajari penularannya. Saya pikir masyarakat bisa jaga diri mereka agar tak tertular. Pengekangan berlebihan bahkan akan timbulakn penyakit lain," imbuh strata dua komunikasi itu.
Ia berharap pemerintah berpikir dan mengambil kebijakan yang sesuai dengan karakter masyarakatnya. Masyarakat Pariaman, kata dia, merupakan masyarakat cerdas yang tidak mudah dipengaruhi.
"Nah masyarakat kita kan cerdas tu, kebijakan yang diambil mesti disesuaikan dengan mereka. Jangan disamakan dengan daerah lain. Ingat, ini kota Pariaman lho, sarangnya orang-orang cerdik," pungkasnya. (Erwin/OLP)