Foto: AWT |
"Kita tidak bisa melarang silaturahmi antara warga dengan pemimpinannya meski pada prinsipnya kita tidak open house karena pandemi Covid-19," kata Ali Mukhni di Pariaman, Minggu (24/5).
Meski demikian Ali Mukhni meminta tamu yang datang agar tidak berkecil hati karena tidak bisa berjabat tangan langsung dengannya serta pemberlakukan sosial distancing bagi tamu yang datang.
"Silaturahmi tidak harus berjabat tangan. Karena corona kita lakukan penyesuaian dengan sikap tubuh," sambung Ali Mukhni.
Sikap tubuh yang biasa disebut 'namaste' _/I\_ tersebut memang populer sejak pandemi Covid-19 diterapkan di Tanah Air. Selain menjaga agar tidak kontak fisik juga tidak menghilangkan azas sopan santun ketimuran.
Ali Mukhni menegaskan pihaknya akan terus menekan penyebaran Covid-19 dengan memperbanyak uji swab dan tracing. Hal itu dilakukan agar kondisi riil penyebaran Covid-19 di Padangpariaman terlihat jelas dan mempermudah pihaknya dalam melakukan mitigasi.
"Di samping itu kita mengimbau masyarakat agar disiplin menjaga jarak. Jangan ceroboh apalagi menganggap remeh corona virus," pungkasnya.
Kepala Bagian Humas dan Protokoler Padangpariaman Anton Wira Tanjung mengatakan protokol berjabat tangan di jajaran Pemkab Padangpariaman sudah diterapkan jauh hari sebelumnya di lingkup Pemkab Padangpariaman.
"Kita juga mengimbau masyarakat melakukan hal yang sama karena ini protokol standar agar terhindar dari Covid-19," kata Anton.
Selama lebaran ia mengajak masyarakat melakukan silaturahmi secara virtual dan jika tidak bisa lakukanlah dengan menerapkan protokol Covid-19.
"Saling jaga jarak, tetap gunakan masker dan cuci tanga pakai sabun setelahnya," tuntas Anton. (OLP)