Foto: istimewa/Kominfo Pariaman |
Genius mengatakan sejak malam takbiran hingga malam ini terjadi peningkatan kunjungan ke Pariaman dari berbagai daerah meski seluruh zona wisata di Pariaman ditutup.
"Penutupan seluruh lokasi wisata untuk melindungi warga Pariaman dan pengunjung dari paparan Covid-19 yang kian meningkat di Sumatra Barat," kata Genius di Pariaman, Selasa (26/5).
Meski lokasi wisata ditutup, sejumlah pengunjung memanfaatkan kelengahan petugas pada malam hari, sehingga tiba-tiba pantai Gandoriah dan Pantai Kata ramai pengunjung.
"Oleh sebabnya Pemko Pariaman mengambil tindakan tegas pembubaran dengan menyemprotkan air dari mobil pemadam kebakaran," sambung Genius.
Dari pantauan wartawan di lapangan masih banyak ditemui warga yang tidak menggunakan masker di pusat keramaian seperti pantai dan pasar Pariaman. Mayoritas mereka mengaku dari daerah lain ingin berwisata ke Pariaman.
"Kita tadinya mengunjungi keluarga di Pariaman dan diminta perangkat desa setempat agar kembali ke Padang. Sebelum kembali ke Padang kita main main," kata Rio, 33 tahun, warga kota Padang.
Ia mengaku tidak tahu peraturan PSBB hingga ke tingkat desa di Kota Pariaman. Sebelum ke Pariaman ia juga telah dinasehati dunsanaknya agar mengurungkan diri ke Pariaman.
"Kata bibi saya begitu. Karena kota Padang zona merah. Karena diberi pemahaman perangkat desa kita maklum," sebut dia.
Ria bersama empat orang lainnya juga ketiban sial saat asik nongkrong di Pantai Pariaman. Tiba-tiba ia mendengar orang bicara dengan pengeras suara disusul semprotan air.
"Jadinya kita basah tapi tidak kuyup karena secara reflek kita menghindar," pungkasnya. (OLP)