Foto: Junaidi |
Meski demikian, disadari pula kini seluruh umat manusia di muka bumi sedang diuji. Kita tengah berada dalam badai ekonomi akibat Pandemi Covid-19. Bursa saham sekelas Wall Street juga kena imbas. DJIA, NASDAQ, IHSG, S&P hingga Dow Jones. Mari optimis dan positif. Badai pasti berlalu.
Di kota Pariaman sendiri ada sejumlah usaha mikro kecil menengah (UMKM) alih produksi. Sejumlah pengrajin rumahan banting setir membuat alat pelindung diri (APD). Mereka mejahit pesanan dari konsumen langsung, badan usaha lain, hingga permintaan desa yang mengalihkan APBDes-nya untuk mengantisipasi dampak Covid-19.
Simed dan Zultafaria - warga Dusun Pasa Ilalang, Desa Taluak, Kecamatan Pariaman Selatan - salah satu KK penerima Program Keluarga Harapan contohnya. Dibantu adiknya, pasangan suami istri ini saat ini tengah mengerjakan 20 stelan APD dan 500 lembar masker pesanan pihak desa.
Dalam sehari mereka bisa menyelesaikan empat stelan APD dan puluhan masker. Pesanan kejar tayang atau berjangka tersebut harus mereka selesaikan sebelum diambil pemesannya. Mereka mesti menjahit hingga larut malam. Med dan istri bisa melakukan semua. Mulai dari membuat pola, menggunting hingga menjahit.
Sebelum ada pesanan APD, pasutri itu hanya menggunakan 1 mesin jahit. Mesin itu pun bantuan dari Diskoperindagkop UKM Kota Pariaman. Dengan banyaknya pesanan, ia kini menyewa dua unit mesin jahit lainnya.
"Kita sewa dua mesin. Sewanya Rp 100 ribu per bulan yang segala kerusakan selama pemakaian kita yang nanggung," kata Med.
Meski demikian, pasutri tersebut mengaku sama dengan usaha rumahan lainnya. Pesanan APD hanya bersifat parsial insidentil. Setelah pesanan tersebut kelar, ia tidak tahu lagi apa yang mesti ia kerjakan jika pandemi corona masih berlangsung.
Kepala Dinas Koperindagkop UKM Kota Pariaman Gusniyetti Zaunit mengatakan sebanyak 3.684 UMKM dari total 7.117 terdampak akibat pandemi Covid-19. Usaha kecil tersebut banyak yang tutup dan sisanya yang masih bertahan kian hari menurun drastis penghasilannya.
"Kami akan berusaha membantu dengan segala upaya yang ada," kata Gusniyetti di Pariaman, Selasa (7/4).
Dampak Covid-19 pada sektor UMKM, pihaknya akan membuat formulasi untuk meringankan beban usaha kecil menengah tersebut. Pihaknya akan mengikuti arahan dan bantuan pemerintah pusat tentang stimulus UMKM di Indonesia yang terdampak Pandemi Covid-19.
"Saat ini kami berdayakan UMKM untuk membuat APD karena minimnya perlengkapan APD bagi petugas medis, gugus tugas Covid-19 dan petugas di berbagai posko tanggap Covid-19," tuturnya.
Ia berharap UMKM mengambil peluang tersebut di saat lesunya permintaan di sektor produksi utama jenis usaha UMKM tersebut.
Dari semua UMKM terdampak tersebar di 4 kecamatan yang ada. Dari 1.505 UMK di Pariaman Utara, 1.209 kena dampak, di Pariaman Timur ada 1.300 UMKM. Dari jumlah itu 844 masuk UMKM terdampak.
Di Pariaman Selatan terdapat 1.443 dan 778 di antaranya kena dampak. Sedangkan dari 2.869 jumlah UMKM di Pariaman Tengah, 653 di anataranya kena dampak.
Dikutip dari Bisnis.com pemerintah memberikan stimulus bagi pelaku UMKM untuk pengajuan maupun pembayaran kredit, melalui produk kredit usaha rakyat (KUR), kredit ultra mikro (UMi), maupun koperasi.
Stimulus KUR untuk calon debitur adalah relaksasi syarat administrasi. Sementara itu, stimulus debitur eksisting adalah penundaan pembayaran angsuran pokok dan bunga selama 6 bulan, terdiri dari Rp 64,686 triliun pokok dan Rp 3,879 triliun bunga.
Stimulus kredit ultra mikro, untuk calon debitur yakni relaksasi terkait syarat administrasi dan kecepatan dalam pemberian kredit UMi serta kemudahan dan perluasan penyaluran Umi.
Debitur UMi Ekisting juga mendapatkan kebijakan penundaan pembayaran angsuran pokok dan bunga selama 6 bulan untuk 1 juta debitur, terdiri dari Rp 1,292 triliun pokok dan Rp 0,323 triliun bunga.
Kebijakan yang sama juga akan ditetapkan untuk 10,4 juta debitur ultra mikro non PIP (Mekar, Koperasi, online), yakni terdiri dari Rp 3,9 triliun pokok dan Rp0,976 triliun bunga.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bantuan kepada nasabah UMKM masih perlu pengetatan lewat melihat track record, misalnya dari sisi melihat ketaatan nasabah membayar pajak.
Selain itu, nasabah UMKM yang dibantu juga mempertimbangkan sektor terdampak, area terdampak, sektor strategis, dan sektor penggerak pemulihan ekonomi.
Pemerintah juga memastikan untuk mencegah moral hazard dan memastikan rule based dan risk sharing.
"Perlu ditetapkan pengetatan nasabah UMKM yang dibantu, dan tentu kami prioritaskan sektor area yang terdampak," katanya dalam rapat kerja secara virtual bersama Komisi XI DPR, Senin (6/4).
Sri Mulyani mengatakan stimulus tersebut diberikan agar UMKM memiliki daya tahan. Terlebih, UMKM merupakan sektor dengan kontribusi ekonomi yang cukup besar yakni 60% dari GDP dengan serapan tenaga kerja 97%. (Juned/OLP/kutipan Bisnis.com)