Genius saat beri keterangan pers kepada wartawan. Foto: Junaidi |
Grafik tersebut terpantau sejak 1 hingga 7 April 2020 dari data pusat informasi penanganan Covid-19 Kota Pariaman. Pada 1 April, PDP berjumlah 75, 2 April PDP turun jadi 60, 3 April naik lagi menjadi 63. Llau pada 4 April turun jadi 61, 5 April kembali turun jadi 54 dan pada 6 April jumlah PDP tinggal 50 orang.
Walikota Pariaman Genius Umar mengatakan penurunan tersebut merupakan kabar baik bagi seluruh warga kota Pariaman. Pihaknya akan terus berupaya memaksimalkan upaya penanganan Covid-19 dengan berbagai langkah strategis yang terukur.
"Kita terus menekan angka penurunan dengan kebijakan-kebijakan yang terukur," kata Genius di Pariaman, Selasa (7/4).
Genius mengatakan grafik tersebut tidak tetap dan terus berubah. Agar terus menurun, ia meminta masyarakat disiplin melakukan sosial distancing dan menerapkan pola hidup sehat.
Ia menjelaskan penurunan angka PDP yang sebelumnya 4 orang kini menjadi 2, setelah dilakukan metodelogi pengambilan sampel swap (lendir di antara saluran dalam hidung dan tenggorokan). Untuk diketahui, metode swap mempunyai akurasi 100 persen, sedangkan rapid test hanya 50:50. Maka dari itu, sejumlah negara tidak lagi menggunakan rapid test untuk mengetahui seseorang terjangkit virus corona.
"Dari hasil sample swap tersebut 2 orang dinyatakan negatif," jelas Genius.
Penurunan jumlah ODP, imbuh Genius, karena telah selesainya masa karantina 14 hari sejak para ODP tersebut tercatat, kemudian diperiksa tim medis, lalu dinyatakan sehat.
Hingga saat ini, kata Genius, belum ada pasien positif Covid-19 yang terkonfirmasi di kota Pariaman. Ia berharap hal tersebut bisa terus dipertahankan selama pemerintah dan masyarakat beserta seluruh elemen lainnya, bahu membahu menangani Pandemi Covid-19.
Genius bilang aksi tanggap cepat yang dilakukan pihaknya merupakan elemen penting dalam menangani pandemi Covid-19. Dengan mendirikan posko perbatasan, pihaknya bisa mendata setiap orang yang masuk, melakukan cek kesehatan awal dengan uji suhu tubuh, pun mencatat perantau yang pulang kampung dari daerah zona merah pandemi Covid-19.
Selain itu, langkah berat yang dia ambil adalah menutup seluruh objek wisata Pariaman yang merupakan sumber ekonomi sektor riil bagi masyarakat Pariaman. Genius menyadari kebijakan tersebut bertentangan dengan nuraninya, namun harus diambil demi menyelamatkan warga Pariaman dari wabah virus corona.
"Langkah tersebut harus kami ambil dengan segala pertimbangan dan risiko besar. Namun bagi saya, kesehatan dan keselamatan warga Pariaman prioritas paling utama," tegasnya.
Hingga saat ini Genius telah dua kali mengeluarkan kebijakan meliburkan sekolah semasa penanganan Covid-19 dengan tetap memberlakukan belajar mandiri di rumah. Belajar yang selama ini dilakukan guru di sekolah, di masa penanganan Covid-19, dilakukan secara daring.
"Alhamdulillah berjalan lancar. Warga Pariaman adalah warga yang cerdas. Mereka tidak menyalahgunakan libur sekolah dengan rekreasi dan semacamnya. Hal ini juga bentuk dukungan dari mereka dalam penanganan Covid-19 yang kita lakukan bersama," pungkasnya. (Juned/OLP)