Foto: Phaik |
"Sektor perikanan memiliki pasar yang besar dan tidak melulu membutuhkan modal besar," ungkap Genius saat meninjau tambak ikan sistem Bioflok binaan dinas pertanian pangan dan perikanan di Desa Santok, Pariaman Timur, Minggu lalu (12/4).
Sistem bioflok merupakan metode budidaya ikan melalui proses penumbuhan dan pengembangan mikro organisme. proses ini dilakukan dengan cara mengolah limbah hasil budidaya agar menjadi flok-flok atau gumpalan kecil sebagai makanan ikan secara alami.
Sistem bioflok memanfaatkan organisme air dan limbah budidaya ikan untuk diolah lagi menjadi pakan. Sistem budidaya bioflok awalnya merupakan rangkaian sebuah teknologi yang bisa digunakan untuk pengolahan limbah secara lebih simpel dan bermanfaat.
"Kami mengapresiasi pengembangan metode peternakan ikan oleh kelompok-kelompok masyarakat dan perorangan dengan sistem Bioflok," kata Genius.
Budidaya ikan selain sumber ekonomi yang menjanjikan, kata Genius, juga bagian dari ketahanan pangan daerah. Asupan gizi berimbang masyarakat juga bersumber dari mengonsumsi ikan.
"Pemerintah selalu mendukung program ketahanan pangan nasional. Sektor peternakan ikan adalah bagian dari program tersebut," sambung Genius.
Genius mengatakan sistem Bioflok perlu terus digalakan. Masyarakat bisa beternak ikan di mana saja. Bisa di perkarangan rumah, hingga bagian belakangan rumah jika tidak memiliki lahan kosong.
"Meski kolamnya kecil namun hasil panen per kolamnya hingga 1.000 ekor. Ini sangat efektif," imbuh Genius. (Fadli/OLP)