Foto: istimewa |
"Flosofi silat merupakan hakikat dari silaturrahmi masayarakat. Silat sebagai seni budaya harus lebih dikembangkan lagi mengingat di dalamnya terwaris petatah-petitih Minang," kata Genius Umar saat peresmian Laga-laga (padepokan silat) di Desa Padang Cakua, Pariaman Selatan, Sabtu (22/2) malam.
Genius mengimbau agar generasi muda menekuni seni bela diri tradisional silat. Karena menurut dia filosofi silat yang ada di Pariaman penuh dengan etika, moral dan tata krama.
Generasi muda dengan pengaruh era globalisasi saat ini, imbuh Genius, rentan terhadap pengaruh negatif. Dengan mengaktifkan kembali tradisi dan budaya asli Pariaman, generasi muda akan terbentengi, sekaligus hidup sesuai dengan tata cara keminangan mereka.
"Kato nan ampek sudah mulai terkikis oleh pengaruh globalisasi. Hal ini tercermin dari cara bertutur dan menulis di media sosial yang tidak lagi sesuai norma-norma ketimuran," kata Genius.
Tradisi basilek (bersilat), diyakini Genius mampu menjadi benteng bagi generasi muda dari gempuran negatif era globalisasi.
"Sebagai upaya menjaga dan mempertahankan nilai-nilai etika yang terkandung dalam kato nan ampek tersebut. Karena dalam bersilat nilai menghormati dan menghargai terlihat masih dijunjung tinggi," kata dia.
Atas nama Pemerintah Kota Pariaman, kata Genius, dirinya mendukung penuh kegiatan masyarakat yang mengangkat tradisi budaya asli Pariaman ke permukaan.
Ia juga bangga atas kekompakan daripada penggiat silat (tuo silek) yang masih menggiatkan silek dengan mendirikan Laga-laga. (Fadli/OLP)