Foto: Erwindo Tri Ermis |
Hewan bernama latin "Macaca Nemestrina" yang memiliki ciri khas berekor pendek ini disekolahkan oleh pemiliknya agar terampil memetik buah kelapa.
Berbeda dengan daerah lain. Jika memetik kelapa dilakukan oleh manusia, tapi di kota ini pemetikan buah pohon "Cocos Nacifera" dilakukan beruk.
Di Kota Pariaman hampir tidak ditemukan manusia yang memanjat batang kelapa. Jika ada, paling untuk meracun pohon kelapa sebelum ditebang.
Adalah Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB) Desa Kampung Apar. Di sinilah beruk dari berbagai daerah di kota itu disekolahkan.
Pemilik beruk yang menginginkan beruknya jago memetik kelapa, menyekolahkan beruknya di sana.
Layaknya seperti sekolah pada umumnya, sekolah beruk ini juga memiliki ruang kelas dan kurikulum. Ruangan kelas belajarnya berukuran kecil dan tinggi sekitar 1,5 meter.
Sementara kurikulum membagi tahapan belajar si beruk. Setidaknya ada 6 tahapan yang dilalui beruk sebelum siap bertugas memetik kelapa.
Kurikulum I merupakan pengenalan pelatih terhadap beruk. Pendekatan dilakukan dengan cara memberikan makan dan memandikan beruk selama tiga bulan.
Kurikulum selanjutnya beruk akan diajarkan mengenali buah kelapa. Sebagai bahan praktik, pelatih atau tenaga pengajar menggantungkan buah kelapa di samping kelas.
Setelah mengenali buah kelapa, beruk akan belajar memutar buah kelapa yang disusun. Latihan ini untuk mengajarkan beruk "mamilin" buah kelapa hingga terlepas dari tangkainya.
Tahap lanjutan, beruk praktik menjatuhkan kelapa. Pada tahapan ini, praktik dilakukan di pohon kelapa sungguhan. Hanya saja tidak puncak pohon, melainkan di tengah batang pohonnya.
Beruk juga diajarkan untuk membedakan kelapa muda dan kelapa tua. Pembelajaran ini berlangsung selama tiga bulan.
Tahapan terakhir, beruk akan diuji memetik kelapa dan siap dikembalikan kepada pemilik untuk bekerja.
Salah seorang pelatih di STIB Simpang Apar, Pendi mengatakan idealnya beruk yang menempuh pelatihan setidaknya berusia 2,6 tahun agar beruk lebih cepat belajar.
"Usia idealnya beruk untuk mulai dilatih sekitar umur 2,6 tahun. Di usia itu beruk akan lebih cepat belajar dan lebih mudah diasuh," katanya.
Menurut dia, beruk memiliki kemampuan dan tipe yang berbeda. Ada yang cepat belajar, ada yang bandel dan ada pula yang pemalas.
Salah seorang wisatawan, Rozi mengaku kaget mengetahui keberadaan sekolah beruk di Pariaman. Selama ini ia beranggapan kemampuan beruk memetik kelapa adalah bawaan sejak dahulunya.
"Ternyata ada sekolahnya juga. Saya kira sudah kemampuan alamiah," katanya setengah kaget.
Bagi masyarakat atau wisatawan yang penasaran dengan sekolah beruk, silahkan mengunjungi STIB Simpang Apar yang berada di Jalan WR Supratman, Desa Simpang Apar, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman. (Nanda)