Penampakan kabut asap secara kasat mata pada pagi hari Senin. Inser, Kepsek SD Batingkek Pariaman, Azral Malvinas umumkan edaran Pemko Pariaman terkait peliburan siswa. Foto: OLP |
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Pariaman, Kanderi mengatakan siswa diliburkan hingga tiga hari mendatang, sejak hari ini hingga tanggal 26 September 2019 mendatang.
"Untuk selanjutnya kita menunggu perkembangan kondisi dampak kabut asap selama tiga hari ke depan. Jika telah aman, siswa kembali sekolah," katanya.
Pemkot Pariaman melalui sejumlah Organisasi Perangkat Dinas (OPD) kata dia, juga telah membagikan masker kepada masyarakat.
"Kita masih akan membagikan masker kepada masyarakat, kita akan libatkan OPD terkait," ulasnya.
Kasi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Perkim dan Lingkungan Hidup Kota Pariaman, Inne mengatakan ISPU menggunakan Air Quality Management System (AQMS) telah menyentuh 458 mikrogram/meter kubik.
"Baku mutunya telah lebih dari 351 atau levelnya berbahaya dan tidak sehat," katanya.
Berdasarkan data BMKG diprediksi kepekatan kabut asap di wilayah Sumatera Barat terjadi siang ini, seiring arah angin yang mengarah ke Sumatera Barat.
"Selain itu, dengan level ISPU saat ini masker yang dianjurkan jenis N95," pungkasnya.
Kepala Sekolah Dasar Negeri 19 atau SD Batingkek Pariaman - mendapat edaran tersebut - langsung meliburkan seluruh siswanya.
Kepala SD Batingkek, Azral Malvinas mengatakan pihaknya akan meliburkan siswa sesuai arahan dinas pendidikan selama tiga hari ke depan.
"Sesuai arahan dinas, kita langsung liburkan anak-anak. Secara kasat mata, kabut asap memang sangat pekat, terutama di pagi hari," kata Azral.
Ketua Perserosi Pariaman ini mengimbau kepada wali murid agar selama diliburkan, para anak tidak dibiarkan bermain di luar ruangan. Lebih baik waktu libur dimanfaatkan dengan belajar di rumah.
"Kurangi aktivitas luar ruangan. Jika dibiarkan bermain di luar akan membahayakan kesehatan anak," kata Azral.
Dampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di provinsi Jambi, Riau dan Sumatera Selatan merebak ke Sumatera Barat. Kabut asap dalam beberapa hari belakangan sudah berada di level mengkhawatirkan kesehatan.
Akibat dampak tersebut, sejumlah daerah di Sumbar seperti kabupaten Solok telah meliburkan siswa sekolahnya beberapa hari mendatang.
"Sudah hampir seminggu kami tidak melihat matahari akibat kabut. Kita berharap pemerintah pusat segera menganinya," kata Edwar, salah seorang warga Pariaman Tengah.
Kata dia, sebagian warga mulai mengeluhkan tenggorokan panas sebagai gejala awal infeksi saluran pernafasan.
"Saya sendiri juga merasakannya," ungkapnya. (Nanda/OLP)