Menjadi MC bukanlah pekerjaan utama pria kelahiran Nareh, 33 tahun silam itu. Pria lebih akbrab disapa Bowji Narre itu adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN). Ia bertugas di Bagian Umum dan Protokoler Sekretariat Kota Pariaman, sebagai ajudan Walikota Pariaman, Genius Umar.
Bowjie Narre merupakan nama dia saat siaran di radio. Bowjie berasal dari panggilan nama singkatnya Ojik. Sedangkan Narre berasal dari nama daerah Nareh di Kecamatan Pariaman Utara.
Pekerjaan sebagai MC telah dirintisnya kala remaja. Saat menempuh pendidikan SMA di Kota Pariaman, Rozy sering siaran di salah satu radio komunitas di Kota Pariaman.
Saat menempuh pendidikan sarjana pun hobinya sebagai penyiar, terus diasah.
Hobi sebagai penyiar berawal dari kegemarannya mendengarkan siaran Radio Republik Indonesia (RRI). Di umur yang masih sangat muda atau saat berseragam putih-merah, ia tahu persis suara setiap penyiar RRI "on air".
Berkat latihan yang keras, ia dipercaya menjadi salah seorang penyiar di Radio Jingga FM di Padang.
Menjadi penyiar di radio Jingga FM tidak berlangsung lama. Pada tahun 2011, Rozy lulus menjadi PNS Kota Pariaman. Jauhnya jarak Padang-Pariaman, membuatnya kembali menjadi penyiar radio di Kota Pariaman.
Banyak acara yang telah ia pandu. Tidak hanya acara resmi yang diselenggarakan pemerintah saja, namun ia juga sering memandu acara hiburan seperi konser musik.
Rozi atau Bowjie ini pernah sepanggung dengan sejumlah band besar Indonesia seperti Judika, Geisha, Gigi, Seventeen, Tipe-X, Anji, J-Rock, Seven Icon, dan banyak artis Minang.
Dia juga pernah memandu acara kunjungan anak pertama mantan presiden Susilo Bambang Yudoyono, Agus Harimurti Yudoyono kala berkunjung ke Sumatera Barat akhir 2018 silam.
Meski telah menjadi penyiar di salah satu radio besar di Sumatera Barat, belum membuat masyarakat kota kelahirannya mengetahui kepiawaiannya memandu acara.
Di Kota Pariaman, pengalamannya pertamanya menjadi MC pada di acara Pemkot Pariaman adalah saat acara pesta budaya Tabuik 2011.
Setelah sukses memandu puncak pesta budaya Tabuik, Rozi menjadi MC langganan acara Pemkot Pariaman hingga saat ini.
Menjadi pemandu acara tidaklah mudah. Butuh keahlian khusus dan belajar yang rajin. Menurut dia, selain memiliki kepercayaan diri, untuk menjadi pemandu acara dan penyiar yang baik, harus memiliki pengetahuan yang luas pula.
Bagi Rozi menjadi pemandu acara tidak selalu karena uang. Namun karena hobi. Jika dilihat dari materi, ia pernah dibayar Rp25 ribu untuk sekali acara.
Meski tidak dibayar, pekerjaan menjadi pemandu acara tetap ia ambil seperti acara amal atau penggalangan bantuan. Baginya itu salah satu cara ia membantu orang lain.
Menjadi MC dan Ajudan sekaligus, nyatanya dua profesi itu tidak menganggu satu sama lain. Ia menjalankan tugasnya sebagai ajudan selama hari dinas. Hari libur ia isi dengan menjadi pemandu acara.
Rozy mengambil tawaran menjadi pemandu acara di saat libur atau tidak sedang mendampingi Walikota Pariaman.
Menurut dia, keterampilannya sebagai pemandu acara sangat mendukung pekerjaanya sebagai ajudan orang nomor satu di Kota Pariaman itu. Ia lebih memiliki komunikasi yang baik ke semua pihak saat bertugas. (Nanda/*)