Iqbal Alan Abdullah |
Iqbal Alan Abdullah (berkaca mata) |
"Sejauh ini belum ada. Kita bisa lihat kualitas pemimpin Padangpariaman seperti mendiang Anas Malik yang merubah wajah Padangpariaman. Semasa ia memimpin, ia sangat dibenci. Tapi lihat sekarang, semua orang merindukannya," kata dia di Pariaman, Rabu (14/8).
Iqbal secara gamblang mengatakan tidak akan membiarkan Padangpariaman dipimpin begitu saja oleh sembarang orang. Pria kelahiran 11 Maret 1960 di Jakarta itu, mengaku ada pergolakan di dalam dirinya melihat situasi seperti saat ini yang banyak disebut orang sebagai "krisis kepemimpinan di Padangpariaman".
"Membangun Padangpariaman bukan hal mudah karena PAD-nya kecil sekali. Pemimpinnya harus yang mampu berpikir luar daripada kotak. Kotak yang selama ini terbentuk dan berjalan sampai sekarang, harus keluar dari situ," kata dia.
Anggota DPR-RI periode 2009 - 2014 mewakili Partai Hanura melalui daerah pemilihan Banten, itu mengatakan untuk memajukan daerah juga butuh keberanian dan kesiapan masyarakat. Seperti kesiapan masyarakat Padangpariaman dengan datangnya investor dari berbagai negara, beda suku, beda agama dan bangsa.
Pemimpin ideal, kata dia, harus berani tidak populer saat memimpin. Harus siap dibenci karena kebijakan tidak populernya demi kepentingan masyarakat jangka panjang. Seorang pemimpin yang ideal, bukan untuk memuaskan hati dan perasaan semua orang ketika dihadapkan kepada sejumlah keputusan.
"Dibutuhkan pemimpin yang berani, tidak harus populer. Kalau di Jakarta contohnya dulu ada mendiang Ali Sadikin. Ia sangat dibenci saat jadi Gubernur DKI, kini sosok yang dirindukan," kata dia.
Iqbal mengatakan ia siap "turun gunung" maju sebagai calon Bupati Padangpariaman jika pandangannya tentang sosok kualitas pemimpin yang mencalonkan diri di Pilkada Padangpariaman jauh dari harapannya. Bos PT Royalindo Expo Duta yang bergerak di dunia pariwisata nasional dan dunia itu juga telah menghitung-hitung ongkos politik jika jadi maju.
Ketua Umum Asosiasi Kongres dan Konvensi Indonesia (AKKINDO) dan Ketua Umum Dewan Pariwisata Indonesia ini, menilai masih ada waktu untuknya berpikir sebelum memutuskan maju tidaknya dalam bursa Pilkada Padangpariaman.
-++
Saat ini tengah ramai perbincangan tentang calon bupati menjelang tahun politik 2020. Suhatri Bur yang saat ini menjabat Wakil Bupati Padangpariaman diperkirakan akan kedatangan sejumlah penantang.
Namun demikian, belum terlihat langkah strategis dari para penantang Suhatri Bur untuk berusaha menaikkan popularitas dan elektabilitasnya di tengah masyarakat yang tentunya perlu ongkos besar.
Padangpariaman merupakan kabupaten dengan 17 kecamatan dengan seratus lebih kanagarian dengan luas wilayah 1.328,79 km² dan populasi 400 ribu jiwa lebih. Dengan luas dan jumlah penduduk sebanyak itu dibutuhkan biaya besar bagi calon untuk melakukan sosialisasi.
Situasi politik jelang Pilkada Padangpariaman jika dihitung situasi saat ini, tentu sangat menguntungkan bagi Suhatri Bur selaku petahana. Suhatri Bur tiap hari turun ke masyarakat guna menjalankan tugasnya sebagai wakil bupati. Intensnya pertemuan tersebut merupakan tabungan elektabilitas bagi Suhatri Bur.
Minimnya langkah dari para penantang di bursa Pilkada Padangpariaman 2020 dalam melakukan sosialisasi akibatnya mahalnya biaya politik, sangat menguntungkan bagi orang sekelas Iqbal Alan Abdullah yang dikenal tajir melintir. Jika ada yang menyebut ongkos untuk maju calon bupati Padangpariaman berkisar Rp 15 miliar, Iqbal Alan Abdullah mungkin setengah berbisik bilang "hanya 15 miliar rupiah!". (OLP)