Foto: Nanda |
Dengan hal itu, batik sampan akan dikenal luas oleh masyarakat baik di Kota Pariaman dan nasional. Namun demikian, sebelum menerapkan regulasi itu, Pemko Pariaman dan perajin terlebih dahulu menyiapkan motif bakunya.
"Nanti kita akan terbitkan regulasi pegawai dan pelajar menggunakan seragam batik sampan di hari tertentu, minimal sekali satu minggu. Dengan ini batik kita (batik sampan) dikenal banyak orang," kata Walikota Pariaman, Genius Umar, usai menutup Pariaman Expo 2019 dan soft launching Batik Sampan di Pariaman, Sabtu (13/7) malam.
Menurut Genius Umar, saat ini terdapat 20 rumah di Dusun Sampan, Desa Punggung Ladiang, Kecamatan Pariaman Selatan yang memproduksi kerajinan batik yang sempat dikenalkan pada 2012 silam itu.
"Saat ini pengerjaan masih dilakukan seadanya. Nanti Pemko Pariaman akan membantu untuk memudahkan produksi perajin," ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya akan menyelenggarakan lomba mendesain motif batik sampan pada Oktober 2019 sedangkan pengenalan awal akan dilakukan pada Sabtu (13/7).
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) Kota Pariaman, Gusniyetti Zaunit menyebut pihaknya menyelenggarakan lomba mendesain motif batik sampan tersebut.
Selama ini, kata dia perajin batik kesulitan memasarkan produk batik sampan. Namun dengan banyaknya even yang diselenggarakan Pemko bakal memperluas pemasaran batik yang telah ada sejak 1946 silam ini.
"Kita akan ikutkan dalam expo nasional, dengan hal itu akan memperluas pemasaran batik sampan. Pemko akan memberikan dukungan dalam banyak hal untuk mengangkat kembali batik khas Pariaman ini," tandasnya. (Nanda)