Longsor yang menimbun rumah warga di Desa Sintuak Nareh pada Jumat lalu. Foto: Nanda |
Di sekitar lokasi kejadian tanah longsor, masih terdapat beberapa unit rumah warga yang berada tidak jauh dari tebing yang labil akibat tingginya curah hujan.
"Semalam melalui pemerintahan desa, kita minta warga yang rumahnya berada di dekat lokasi longsor kemaren untuk sementara mengungsi, karena curah hujan yang cukup tinggi. Kami masih mengevaluasi rumah-rumah lain yang berada dilokasi yang rawan," kata Walikot Pariaman Genius Umar, Sabtu (10/11).
Selain di Desa Sintuak, ujarnya, Pemko Pariaman melalui Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pariaman mengidentifikasi daerah lain di Kota Pariaman yang rawan tanah longsor.
Pengidentifikasian tersebut dilakukan agar Pemko Pariaman dapat melakukan tindakan lebih awal mencegah jatuhnya korban jiwa.
"Ini sedang diidentifikasi lagi masing-masing daerah, agar kita bisa melakukan langkah awal menghindari terulangnya peristiwa seperti ini," ulasnya.
Ia mengatakan curah hujan yang tinggi, juga rawan menyebabkan longsor. Volume air yang lebih dari biasanya meluap sehingga bisa menyebabkan banjir.
"Kita imbau masyarakat untuk berhati-hati. Dengan kondisi curah hujan yang tinggi, rawan terjadi banjir. Apalagi di daerah hulu sungai hujan juga cukup tinggi," pungkasnya.
Sebelumnya, satu keluarga tertimbun material longsor tanah di Desa Sintuak Nareh, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, Jumat (9/11) pagi. Satu orang korban meninggal dunia dalam musibah tersebut, sedangkan dua korban lainnya mengalami luka ringan.
Korban meninggal dunia bernama Sawitri Ernalisa, 21 tahun. Sedangkan dua orang korban lainnya masing-masing, Sarial, 60 tahun dan Sri Wahyuni, 17 tahun, mengalami luka-luka ringan sedang mendapatkan perawatan medis di RSUD Pariaman. (Nanda)