Foto: Istimewa/internet |
"Sehari berikutnya, Senin (1/10) masyarakat kembali pengibaran bendera hingga puncak untuk memperingati hari kesaktian Pancasila," ujar Komandan Kodim 0308/Pariaman, Letkol Arm Heri Pujianto di Pariaman, Sabtu (29/9).
Menurutnya, pengibaran bendera pada dua hari bersejarah itu merupakan upaya untuk "recall" sejarah upaya pemberontakan PKI untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara. Bendera setengah tiang pada 30 September juga untuk mengenang pahlawan revolusi yang dibunuh secara keji oleh anggota PKI.
"Saat ini generasi muda sudah banyak yang tidak tahu lagi sejarah G 30 S PKI. Mudah-mudahan dengan hal ini mengingatkan kembali masyarakat akan bahaya laten komunis," ulasnya.
Agar pengibaran bendera dilakukan serentak, Kodim 0308/Pariaman telah menyampaikan imbauan itu melalui babinsa TNI di masing-masing desa binaan.
Dikatakannya, selain pengibaran bendera, malam ini juga diselenggarakan nonton bareng pemutaran film sejarah G 30 S PKI di seluruh wilayah Kodim 0308/Pariaman malam ini. Pihaknya akan menfasilitasi file film sejarah G 30 S PKI bagi masyarakat yang ingin melaksanakan nonton bareng.
Ketua Remaja Mesjid Jihad Kabun (REMISKA) Pauhkambar, Padangpariaman, M. Yahya Wijaya menilai imbauan pengibaran bendera pada 30 September mengenang kekejaman G 30 S PKI adalah langkah tepat.
Senada dengan Letkol Heri Pujianto, Yahya menganggap perlu mengingatkan kembali jika sejarah pemberontakan PKI pernah ada. Bukan untuk mengingat peristiwa kelam, hanya untuk menjadi pelajaran agar masyarakat waspada dengan ancaman bahaya laten komunis.
"Memaafkan bukan melupakan, memaafkan adalah menghilangkan rasa sakit di hati. Namun untuk melupakan susah, karena ini sejarah," pungkasnya. (Nanda)