Ernawati sedang mengabil air laut dan mengumpulkannya di tepi pantai. Foto/Eri |
Ia adalah Ernawati (39), seorang wanita tangguh yang nampak hilir mudik membawa ember berisi air laut penuh di kedua tangannya. Istri dari Asrulchan (51) ini sudah mengambil air laut dengan ember sejak pukul 11 siang tadi, Selasa (4/9).
Satu per satu ember berisi air laut tadi disusunnya dengan rapi di bibir pantai. Menjelang sore Ernawati akan membawa lagi ember-ember berisi air laut itu ke rumahnya yang berjarak 100 meter dari bibir pantai untuk disatukan ke dalam bak penampungan yang lebih besar. Menjelang magrib pekerjaannya baru usai. Betapa besar kalori yang terbakar oleh kegiatan yang ia lakoni saban hari tersebut.
Air laut yang telah ia kumpulkan tadi akan dijual oleh Ernawati kepada pedagang-pedagang ikan yang membeli ikan di TPI Karanaur pada keesokan harinya. Pekerjaan ini dilakoninya sejak 2009 silam. Biasanya Ernawati bekerja menjual air laut dari pukul 6 pagi hingga pukul 10 pagi.
Setiap hari Ernawati bisa menjual air laut itu kepada pedagang ikan hingga 40 ember. Dan jika tangkapan ikan sedang banyak bisa terjual hingga 100 ember per hari. Setiap ember ia mematok harga Rp2 ribu.
“Hasil saya berjualan air laut ini bisa menambah penghasilan keluarga. Suami saya seorang nelayan, penghasilannya tidak menentu sementara dapur harus tetap mengepul,” ungkap Ernawati.
Lurah Karan Aur Eri Gustian menerangkan bahwa pekerjaan menjual air laut kepada pedagang ikan tersebut telah berlangsung lama di kelurahannya.
“Sekarang ada tiga orang berprofesi sama seperti Ernawati di TPI Karan Aur. Namun saat tahun 90-an banyak ditemui pelajar-pelajar yang menjual air laut. mereka berjualan untuk mencari uang belanja untuk sekolah, namun kini memang dijadikan sebagai mata pencaharian,” tuturnya. (Ira/Eri)