Bupati Ali Mukhni dan rombongan investor Korea Selatan meninjau kawasan Tarok City, Kayu tanam, Kamis (2/8). |
Rombongan terdiri dari CEO & Presiden CK E&Solution Daehyun Jin, Direktur PT Palu GMA Refinery Consortium Woogyou Park beserta rombongan. Pertemuan dilanjutkan dengan penandatanganan MoU antara Pemerintah Daerah dengan Investor.
Ali Mukhni mengatakan investor luar negeri tersebut ingin berinvestasi di bidang ketenagalistrikan karena potensi peluang investasi pembangkit listrik di Kabupaten Padangpariaman cukup menjanjikan.
"Kebutuhan pasokan listrik di Sumbar sangat tinggi khususnya Padangpariaman. Kita sambut baik rencana investor untuk pembangunan PLTS (pembangkit listrik tenaga surya)," kata Bupati Ali Mukhni di Parit Malintang, Kamis (2/8).
Diliriknya Kabupaten Padangpariaman oleh investor, kata Ali Mukhni, cukup beralasan. Karena daerahnya sebagai pusat pembangunan infrastruktur, Bandara Internasional dan adanya Kawasan industri.
"Tentunya Padangpariaman dikenal daerah yang ramah investasi. Buktinya, kita langsung adakan MoU usai pertemuan. Artinya, kita cepat merespon peluang untuk kebutuhan masyarakat," kata Bupati didampingi Kadis Kominfo Zahirman.
PLTS, lanjutnya, sangat mungkin direalisasikan karena sejalan dengan program smart city yang tengah dirancang oleh Dinas Kominfo. Artinya, suatu daerah yang berbiaya rendah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan memiliki pembangkit listrik yang murah.
"Kondisi sekarang hampir 95% masyarakat sudah teraliri listrik. Ke depan, kita tentu sediakan pasokan listrik untuk mega proyek Tarok City, Asrama Haji dan Jalan Tol Kasang-Sicincin," kata Peraih Satya Lencana Pembangunan itu.
Sementara CEO & Presiden CK E&Solution Daehyun Jin apresiasi Bupati Ali Mukhni yang menjadikan Padangpariaman sebagai daerah ramah investasi. Ia mengaku juga kagum dengan posisi strategis Padangpariaman yang memiliki garis pantai dan juga pegunungan.
"Terima kasih Bapak Bupati sudah menyambut kami. Padangpariaman negeri yang indah," ujarnya.
Saat ini, kata Daehyun, perusahaan konsorsiumnya telah berinvestasi PLTS di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Pembangunan PLTS berkapasitas 50 megawatt itu untuk mendukungan Kawasan ekonomi Khusus di Palu. Ia berharap PLTS juga dapat dibangun di Padangpariaman.
PLTS ini nantinya dapat digunakan untuk perumahan, komersil, perkantoran dan industri. Adanya PLTS akan mengurangi ketergantungan dengan batu bara maupun tenaga uap.
"PLTS itu ramah lingkungan, tidak ada polusi udara dan suara serta mendukung program smart city Bapak Bupati," kata pria yang terkesan dengan keindahan alam Sumatera Barat ini.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu dan Perindustrian Hendra Aswara mengatakan bahwa investor dari Korsel membutuhkan lahan sedikitnya 80 hektare untuk pembangunan PLTS.
"Kita siapkan di dua tempat, pertama di Sintoga dan kedua di kawasan Kayu Tanam. Nanti dicek lokasi dan menyusun studi kelayakannya," kata Hendra.
Terikat perizinan, Hendra mengatakan saat ini telah diterapkan Online Single Submission (OSS) atau pelayanan secara elektronik terintegrasi. Artinya, investor bisa langsung bekerja setelah mendaftar secara online melalui website www.oss.go.id.
"Setelah mendaftar di OSS, paling lama 60 menit, investor mendapat izin usaha kemudian memenuhi komitmen yang ditetapkan. Seperti izin lokasi, IMB dan Izin Lingkungan," kata mantan Kabag Humas ini.
Usai pertemuan Bupati Ali Mukhni dan rombongan investor Korea Selatan meninjau lokasi di Sintuk, Kecamatan Sintuk Toboh Gadang dan di Kawasan Tarok City, Kayu Tanam. (Tim)