Meski masih dalam tahap penyempurnaan, Mutiara Beach and Park sudah terlihat asri dan indah |
Pondok yang dekoratif bagi pengunjung sembari mengawasi anak-anak saat bermain di taman |
Untuk mewujudkan impian membuat sebuah taman keluarga itu, akhir-akhir ini Arlina memang sering mengunjungi pelbagai lokasi wisata yang ada di Bandung dan Puncak di Jawa Barat. Studi tiru tersebut ia lakukan guna menghadirkan konsep wisata keluarga yang dekat dengan alam, tenang dan jauh dari hiruk pikuk di Pariaman. Bahkan selepas lebaran nanti, ia juga berencana akan meninjau berbagai lokasi wisata di Thailand yang lagi digandrungi dengan konsep back to nature-nya. Segala yang baik-baik dan positif di sana, akan ia adopsi.
Area ini buat swafoto dan instagramable banget. |
Menurut Arlina, Mutiara Beach and Park, pada lebaran nanti baru resmi akan dibuka bagi wisatawan. Tentu saja saat itu seluruh progress taman telah rampung seratus persen. Saat ini taman itu masih dalam tahap penyempurnaan. Dibantu beberapa orang pekerja, ia menyaru langsung sebagai arsiteknya.
Balai-balai mungil ini bisa digunakan pengunjung untuk tidur sembari menunggu anak-anaknya bermain. Pengerjaannya saat ini masih berlangsung. |
Kembali melihat ke dalam taman, pondok anjungan, balai-balai juga disediakan buat para orangtua sembari mengawasi anak-anak mereka saat bermain di taman. Taman hijau yang diteduhi pohon cemara, aru dan ketapang kencana serta aneka tanaman hias, lebih dari cukup memberikan udara segar bagi pengunjung nantinya. Boneka-boneka yang lagi digandrungi anak-anak juga akan disertakan di taman.
Di area ini nantinya akan disediakan beragam boneka untuk bermain anak-anak |
Mutiara Beach and Park bagian dari Mutiara Cafe. Ia beralamat di Desa Pauh Barat, Pasir Pauh. Di belakang cafe membentang sebuah telaga bernama Talao Pauah. Di depannya menghadap ke Pantai Pauh yang menyuguhkan pemandangan jejeran empat pulau dengan hembusan angin sepoinya. Dengan menggunakan alat teropong, pengunjung bisa menyaksikan aktivitas di Pulau Angsoduo, misalnya. Pengunjung yang ingin menikmati pemandangan itu, bisa saat duduk di pondok anjungan yang dibuat menyerupai kapal kayu di luar taman dalam area Mutiara Cafe.
Sembari di taman, pengunjung bisa memesan beragam menu yang tersedia di Mutiara Cafe. |
Mutiata Beach and Park juga menyediakan empat unit wahana bebek kayuh jika pengunjung ingin menikmati sensasi eksotisme Talao Pauh.
Mutiara Beach and Cafe adalah jawaban dari tumbuh kembangnya wisata Pariaman. Arlina memang mengkhususkan tempat itu buat wisata keluarga yang ramah anak dengan batas waktu hingga pukul 18.00 WIB. Cafe yang buka sedari pukul 08.00 itu juga menyediakan aneka menu. Mulai aneka jus, minuman panas dan dingin, hingga beragam jenis masakan yang dibuatkan saat dipesan oleh pengunjung. Cafe Mutiara tidak buka di malam hari.
Di belakang cafe terdapat satu musala, kamar mandi dan toilet. Untuk penyandang disabilitas, Mutiara Cafe juga menyediakan toilet khusus. Sebuah televisi layar datar di lobi cafe turut disertakan bagi pengunjung yang hobi menonton teve. Tak lupa alat pijat elektrik dan punggung bagi pengunjung yang ingin mendapatkan terapi ala hotel berbintang. Tiga unit CCTV terpasang sebagai mata yang siap mengawasi setiap orang dan barang. Jika terjadi kehilangan--misalkan sepeda motor di area parkir---lewat CCTV akan segera diketahui siapa yang mengambilnya.
Mengunjungi Mutiara Cafe, pengunjung tidak dikenakan biaya alias gratis. Pengunjung bisa langsung memilih tempat santai sesuai selera. Sedangkan bagi keluarga yang ingin memasuki Mutiara Beach and Park, akan membayar Rp5000 per kepala tanpa adanya batasan waktu.
Bagi pengunjung yang doyan swafoto, jelas lokasi tersebut instagramable. Jika pengunjung ingin mendapatkan foto berkualitas tinggi langsung cetak, Mutiara Beach and Park telah menyediakan kamera DSLR dilengkapi mesin cetak foto portable merk kenamaan. Pengunjung tinggal membayar, hasil cetak foto akan diserahkan saat itu juga.
Mutiara Beach and Park reomendasi banget masuk agenda kunjungan saat libur lebaran nanti. (OLP)