Salah satu grup band yang ikut tampil di GMF 2018. Foto/Junaidi |
Kenapa III, karena lomba itu dilaksanakan pada tahun ketiga sejak 2016. Lomba diikuti oleh 20 band se Sumatera Barat dengan total hadiah yang Rp8 juta.
“Alhamdulillah, kami komunitas #ayokepariaman kembali diberi kepercayaan dan ruang untuk menyalurkan bakat dan minat generasi muda,” ujar ketua panitia Fernando Anggiatman.
GMF III, kata dia, konsepnya berbeda dari sebelumnya dimana kali ini seluruh peserta diwajibkan untuk membawakan lagu daerah (Minang Pariaman), dan satu lagu pilihan bebas.
Dengan diwajibkannya membawakan lagu daerah, tentu setiap peserta memunculkan kreatifitasnya masing-masing dalam mengemas musik tersebut ke aransemen musik yang berkembang saat ini.
“Pemilihan konsep ini agar para kawula muda dapat melestarikan kembali lagu-lagu daerah. Sengaja lagu wajib yang dipilih panitia lagu-lagu yang banyak mengandung pesan moral,” imbuhnya.
Dewan juri GMF III Aridino mengatakan, GMF III akan menjadi iven musik luar biasa di Sumatera Barat apabila dikelola dengan baik dan menjadi ajang kreatifitas para anak band di Sumbar.
“Kami objektif menetapkan juara, tidak ada intimidasi dan kepentingan apa pun sewaktu kami menetapkan. Indikator yang kami nilai sangat jelas, mulai dari aransmen, harmonisasi, performance dan skill individu,” kata dia.
Pemenang dalam GMF III pada FPG 2018 diraih oleh Dharmasraya, juara dua diraih oleh band Exellent Padang, juara ketiga oleh band Gallery Glass Padang Panjang. (Juned/OLP)