Walikota Pariaman Mukhlis berfoto bersama dengan pemateri sosialisasi. Foto/Eri Elfadri |
Walikota Pariaman Mukhlis Rahman yang membuka secara resmi acara tersebut mengungkapkan bahwa saat ini masyarakat Pariaman masih banyak menggunakan metode swamedikasi atau mengobati sendiri ketika sakit dan sering menduga-duga obat yang cocok untuk penyakitnya tanpa berkonsultasi ke tenaga medis atau dokter yang berpengalaman.
"Ketika sudah parah, barulah berobat kedokter sehingga resep yang diberikan dokter juga sudah tidak manjur lagi dikarenakan sudah mengonsumsi obat dengan cara swamedikasi. Tentu ini penyebabnya karena kurangnya pemahaman masyarakat tersebut tentang obat-obatan yang dijual bebas," tambahnya.
Mukhlis juga mengatakan bahwa penggunaan obat bebas tanpa pengetahuan dan informasi memadai, dapat menyebabkan masalah kesehatan baru seperti dosis yang berlebihan dan kejadian efek samping.
"Oleh karena itu masyarakat masih sangat perlu diberikan edukasi mengingat fenomena masyarakat yang belum tahu cara menggunakan ataupun memperlakukan obat dengan baik dan benar," sambungnya.
Ia berharap kegiatan ini mampu jadi media bagi pemerintah dengan dukungan dari stakeholder yang hadir untuk bersama-sama mencerdaskan masyarakat Indonesia mengenai penggunaan obat.
"Mengingat pentingnya pemahaman kepada masyarakat tentang obat ini, saya juga berharap kepada peserta agar dapat mengikuti sosialisasi ini dengan baik, sehingga nantinya jika sudah tahu maka kita dapat mengembangkannya kepada kelompok masyarakat lainnya," tutupnya
Direktur Pelayanan Kefarmasian Ditjen Kefarmasian dan Alkes Kemenkes RI, Detti Yuliati mendukung penuh upaya Dinkes Kota Pariaman dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menggunakan obat. Pasalnya, persoalan penggunaan obat yang tidak sesuai resep dokter ini cukup banyak ditemui.
Detti mengatakan bahwa pada 2015 Kementerian Kesehatan telah mencanangkan kegiatan Gema Cermat yang merupakan upaya bersama pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran, kepedulian dan pemahaman masyarakat tentang memilih, mendapatkan, menyimpan serta menggunakan obat secara benar.
"Ketika sakit masyarakat biasanya mencari obat sendiri. Namun seringkali cara menyimpan dan penggunaannya tidak tepat. Untuk itu, sosialisasi dan pendampingan pada masyarakat harus terus digalakkan di seluruh daerah," pungkasnya
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat yang diwakilkan oleh Kasi Kefarmasian, Linarni Jamil mengatakan, selain peresepan yang irasional atau tidak rasional oleh tenaga kesehatan serta kurangnya informasi penggunaan obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan, penggunaan obat secara tidak tepat dilakukan oleh masyarakat.
"Penggunaan obat secara tidak tepat dilakukan oleh masyarakat dikarenakan kurangnya kepatuhan pasien dalam menggunakan obat yang diresepkan maupun dalam pengobatan sendiri," ungkapnya.
Ia juga mengatakan pelaksanaan kegiatan ini juga melibatkan berbagai pemangku kepentingan terkait dan dilakukan secara masif dalam berbagai pertemuan serta melalui media.
"Keterlibatan lintas sektor ini sangat diharapkan dapat menunjang keberhasilan dan ketercapaian tujuan dari pada gerakan kita ini," tuturnya.
Ia berharap melalui Gema Cermat ini diharapkan penggunaan obat secara rasional oleh masyarakat dapat tercapai. (Tim/OLP)