Para model memperagakan rancangan busana muslim karya perancang kenamaan nasional dan lokal di Pantai Gandoriah. Foto/Phaik |
Gandoriah ----- Pemerintah Kota Pariaman kembali menggelar iven Pariaman Fashion Parade (PFP) di tahun 2018, Sabtu (7/4) malam. Pada gelaran itu, puluhan busana muslim karya perancang lokal dan nasional diperagakan.
PFP 2018 berlangsung hingga malam dihadiri oleh walikota Mukhlis beserta istri Reni Mukhlis dan Staf Ahli Gubernur Sumatera Barat Bidang Pembangunan Masyarakat dan SDM, Jafrinal Arifin. Foto/Phaik |
Pariaman Fashion Parade yang diselenggarakan sehari penuh itu, juga menampilkan karya busana perancang nasional dari Jakarta, seperti Itang Yunaz, Jeni Tjahyawati dan Lia Latif ikut menampilkan rancangan busana muslim karya masing-masing.
Walikota Pariaman Mukhlis Rahman memberikan sambutan pada PFP 2018. Foto/Phaik |
Selain itu, karya dari empat perancang busana yang tergabung dalam APPMI Sumatera Barat, yakni Ade Listiani, Emi Arlim, Yadhiansyah dan Rico Bije Reybonte juga menambah meriah iven Fashion Parade keempat kali itu. Tak ketinggalan, perancang lokal Kota Pariaman seperti Ses Fitria, Amrullah Iman dan Syahrul memperagakan karya busana muslim hasil rancangannya.
Model cilik ikut ambil bagian dalam memperagakan busana muslim karya perancang kenamaan. Foto/Phaik |
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Pariaman, Gusniyetti Zaunit mengatakan, Pariaman Fashion Parade telah memberikan dampak positif bagi pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Kota Pariaman.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Pariaman, Gusniyetti Zaunit memberikan sambutan pada acara PFP 2018. Foto/Phaik |
Meskipun kegiatan Pariaman Fashion Parade secara langsung memperkenalkan karya busana muslim karya para perancang, namun keuntungan yang diperoleh perancang secara tidak langsung ikut berdampak bagi pelaku IKM, khususnya pengrajin sulaman dan bordir di Kota Pariaman.
Menurut Gusniyetti, peningkatan pesanan kepada perancang, diikuti oleh meningkatnya kebutuhan terhadap kerajinan sulam dan bordir para pengrajin. Ia menyebut, digunakan sulaman dan bordir khas Pariaman oleh perancang lokal pada Pariaman Fashion Parade, ikut memperkenalkan secara luas akan megahnya busana yang dihasilkan menggunakan kerajinan sulaman dan bordir khas Kota Pariaman.
"Jika pesanan kepada perancang meningkat, tentu saja sulaman dan bordiran yang diproduksi pengrajin lokal kita juga akan meningkat. Iven ini mengenalkan kerajinan sulaman yang sudah diolah," jelasnya.
Kata dia, beberapa tahun sebelumnya sulaman emas digunakan sebatas untuk pelaminan dan pakaian adat saja. Industri bordiran pun demikian. Aplikasi bordiran hanya diaplikasikan untuk memproduksi mukena saja. Namun saat ini, telah mengalami perkembangan. Hasil kerajinan sulaman dan bordir khas Kota Pariaman, mulai diaplikasikan perancang ternama dalam karya busana.
"Secara statistik industri kreatif mengalami pertumbuhan cukup baik, naik sebesar 10,5 persen permintaan pembuatan pakaian yang mengaplikasikan sulaman dan bordiran dari perancang. Selain itu, pastinya kolaborasi dengan perancang juga memberikan ruang bagi pengrajin berkonsultasi dengan perancang mengembangkan produk sulaman dan bordirannya," sebut dia.
Ditambahkan Gusniyetti, selain parade busana karya perancang, panitia juga menyelenggarakan fashion show kelompok umur. Pesertapun beragam, dari usia anak-anak, remaja dan dewasa.
"Tujuan kita adalah memperkenalkan produk kerajinan lokal sejak dini kepada generasi muda. Kami juga memberikan kesempatan bagi anak muda yang tertarik di bidang modeling," pungkasnya.
Walikota Pariaman Mukhlis Rahman mengatakan, Pariaman Fashion Parade yang diselenggarakan tiap tahun di Kota Pariaman, telah berhasil mempromosikan karya perancang dan hasil kerajinan sulaman dan bordir khas Pariaman. Tidak hanya di Kota Pariaman, promosi juga dilakukan dengan mengikutsertakan perancang asal Kota Pariaman pada iven Fashion Parade di tingkat nasional.
"Bahkan iven Fashion Parade yang digelar SMESCO dan JCC Jakarta pun kita ikuti. Kita dirikan stand pameran karya perancang dan kerajinan sulaman dan bordir khas di sana. Dengan promosi yang kita lakukan, kerajinan masyarakat dapat dikenal dan diminati secara luas," katanya.
Menurut Mukhlis, perkembangan sektor pariwisata di Kota Pariaman dipastikan ikut berdampak bagi perkembangan sektor industri kreatif. Meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kota Pariaman setiap tahunnya, memiliki dampak multiplier bagi perkembangan indsutri kreatif. Selain dalam bentuk busana, kain kerajinan sulaman dan bordiran yang diproduksi secara handmade itu, juga bisa menjadi oleh-oleh yang dibeli wisatawan ketika berkunjung ke Kota Pariaman.
Senada dengan itu, Staf Ahli Gubernur Sumatera Barat Bidang Pembangunan Masyarakat dan SDM, Jafrinal Arifin menyebut, keberhasilkan Kota Pariaman tidak hanya melakukan pengembangan di sektor pariwisata saja. Tidak sebatas membangun fasilitas, sarana penunjang di objek wisata. Lebih dari itu, Pemko Pariaman juga melakukan penggenjotan perkembangan industri kreatif yang ada.
"Industri kreatif harus didampingi, dibimbing. Dia tidak bisa berkembang dengan sendiri. Meskipun pariwisata berkembang dengan baik, belum tentu juga sektor lainnya juga memikili dampak sebaik perkembangan pariwisatanya. Makanya campur tangan pemerintah penting. Kami (pemerintah provinsi) mencatat ini sebagai salah satu keberhasilan pemerintah Kota Pariaman," ujar dia.
Menurut Jafrinal, industri kreatif membutuhkan promosi bagi perluasan pasar produk ataupun jasa. Peran pemerintah bermain di sini. Ia berharap, iven promosi tidak hanya bagi pelaku perancang busana dan pengrajin sulaman dan bordiran, namun juga dilakukan memperkenalkan sektor industri kreatif lainnya khas Kota Pariaman. (Nanda)