Hidayat Nur Wahid mengimbau jadikan pidato Prabowo Subianto sebagai early warning atau peringatan dan bersatu padu menjaga kedaulatan NKRI. Foto/Nanda |
Ia meminta seluruh pihak tidak mempolitisir pernyataan mantan jenderal TNI dan salah memaknai.
"Itu bukan kata pak Prabowo, namun kajian pengamat yang ia kutip," jelasnya usai menjadi narasumber sosialisasi empat pilar kebangsaan di Pariaman, Minggu (25/3).
Sebelumnya, pernyataan Prabowo Subianto mengutip sebuah novel fiksi Ghost Fleet: a Novel of The Next World War, karya pengamat militer, Peter W. Singer dan August Cole yang meramalkan Indonesia bubar tahun 2030, menuai beragam tanggapan. Dalam tulisan yang dikutip Prabowo, Indonesia disebut sebagai "bekas negara" yang menafsirkan jika Indonesia telah bubar.
"Pernyataan Pak Prabowo tentang ramalan Indonesia kita ditafsirkan secara positif. Bukan bentuk provokasi ataupun sikap pesimisme," kata dia.
Hidayat sependapat dengan pernyataan Kapolri menjadikan pidato Prabowo Subianto sebagai early warning atau peringatan dan bersatu padu menjaga kedaulatan NKRI.
"Ini adalah zaman keterbukaan, informasi seperti ini perlu kita jadikan rambu-rambu agar tidak terkaget-kaget dengan kondisi saat ini. Saya sependapat dengan Kapolri, kutipan Indonesia bubar 2030 kita sikapi dengan kebersatu paduan," kata dia.
Agar terhindar dari salah persepsi dan pemaknaan, ia mengimbau masyakat mendengarkan pidato ataupun video itu secara utuh. Tidak ada pemotongan durasi, sehingga membuat salah pemaknaan.
Kunjungan Muhammad Hidayat Nur Wahid di Kota Pariaman merupakan rangkaian kegiatan sosialisasi empat pilar kebangsaan yang diselenggaran MPR RI bekerjasama dengan Yayasan Cinta Indonesia Sejahtera (CIS).
Dalam kunjungan itu, Mantan Presiden PKS turut didampingi Anggota DPR RI Komisi IX, H Refrizal dan Pembina Yayasan Cinta Indonesia Sejahtera, Muhammad Ridwan. (Nanda)