Genius Umar jabarkan program KPP dan KPP Plus kepada salah satu komunitas di Pariaman. Foto/Nanda |
"Peningkatan kualitas pendidikan harus didorong secara bersama-sama. Tidak hanya oleh pemerintah, namun orangtua dan pihak sekolah pun itu aktif," ujarnya saat menggelar diskusi tentang pendidikan dengan salah satu komunitas di Pariaman, Sabtu (17/3).
Ia menilai, permasalahan pendidikan di Indonesia, seperti angka usia siswa putus sekolah yang masih tinggi, masih mahalnya biaya pendidikan dan rendahnya motivasi masyarakat dalam pendidikan, diperlukan upaya giat bersama.
Meningkatkan kualitas pendidikan, peran berbagai unsur memiliki peran yang berbeda. Orangtua berperan memotivasi dan berkorban untuk anak bersekolah, pihak sekolah meningkatkan kualitas pendidikan, sedangkan pemerintah membuat regulasi dan program mendorong peningkatan kualitas pendidikan.
Alasan mahalnya biaya pendidikan yang menjadi penyebab rendahnya motivasi orang tua dari pelajar lulusan SMA agar mendorong anaknya melanjutkan ke jenjang pendidikan sarjana.
"Pemerintah Kota Pariaman saat ini peduli dengan sektor pendidikan. Program wajib belajar 12 tahun adalah buktinya. Paslon Genius Umar dan Mardison Mahyuddin berkomitmen melanjutkan program yang telah ada. Sedangkan mana yang belum terprogram, kita punya program unggulan untuk meningkatkan kualitas pendidikan," sebut Genius.
Saat ini, kata Genius, program wajib belajar baru mengakomodir di tingkat pelajar SMA. Sedangkan bagi generasi muda yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang S1, jika terpilih ia akan memberikan ekses beasiswa melanjutkan pendidikan lanjutan dengan skema yang telah disiapkan.
"Kami sudah rancang program tersebut, ini sesuai dengan salah satu program kami yaitu satu keluarga satu sarjana. Bagi mahasiswa asal Kota Pariaman kita berikan akses beasiswa dalam proram Kartu Pariaman Pintar (KPP) dan Kartu Pariaman Pintar Plus," pungkasnya.
KPP dan KPP Plus juga dibuat bersifat aktif. Program bersifat opensource itu, kata Genius, juga mengcover visi misi unggulan lainnya, yakni Program Satu Keluarga Satu Sarjana (PSKSS). KPP dan KPP Plus, akan digodok secara total dan dilembagakan demi misi terfokus. KPP dan KPP Plus, selain bersumber dari dana APBD, tidak tertutup kemungkinan akan menghimpun dana dari para donatur yang peduli dunia kependidikan.
Jika KPP menjamin pelajar lulusan SLTP dari keluarga kurang mampu melanjutkan sekolah gratis ke jenjang SLTA, KPP Plus berkonsentrasi ke jenjang bangku kuliah. KPP Plus yang membidik 1 keluarga satu sarjana, dalam aplikasinya mirip dengan Program Kuliah Pemuda Desa (PKPD) rintisan Bupati Anas Malik yang masih berjalan dari tahun 1993 hingga 1995 masa kepemimpinan bupati setelahnya.
Dalam masa kepemimpinan Anas Malik, PKPD menguliahkan 3 pemuda di tiap desa di seluruh wilayah Padangpariaman yang kala itu mencakup Mentawai dan Kota Pariaman. Tujuan dari program tersebut untuk menaikan rata-rata pendidikan masyarakat Piaman Laweh saat itu yang sangat jauh tertinggal di banding kota/kabupaten tetangga.
"Saat ini pendidikan rata-rata Kota Pariaman adalah 11,5 tahun. Dengan KKP Plus kita bisa naikan menjadi 13,5 tahun yang artinya berdampak cepat pada perubahan sosial. Kota-kota maju indeks pendidikannya minimal 13,5 tahun," jelas Genius. (Nanda)