Mukhlis Rahman beri sambutan pada HGN ke-58 tingkat Kota Pariaman.Foto/Junaidi |
Sedangkan di Kota Pariaman pada 2017 balita pendek karena kurang gizi sebanyak 13% dan balita kurus 8%. Selain itu prevalensi Ibu hamil risiko KEK juga masih tinggi yakni 10,4%.
"Kalau kita bandingkan dengan data Riskesdas Pusat 2013 kita sudah jauh penurunan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Bachtiar di Pariaman, Jumat (23/2) di sela kegiatan Hari Gizi Nasional (HGN) ke-58.
Bachtiar berkata, stunting menjadi ancaman besar bagi balita karena dapat menggangu perkembangan otak (kognitif). Hal itu menurutnya akan menurunkan prestasi anak dalam pendidikan dan berimbas menurunnya kualitas sumber daya manusia anak bangsa.
Walikota Pariaman Mukhlis Rahman mengatakan, pemenuhan gizi pada balita merupakan komponen penting yang mesti dipenuhi guna mewujudkan masyarakat yang sehat, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Ia berkata, masyarakat perlu dididik untuk memahami pentingnya gizi dan kesehatan bagi ibu hamil dan anak balita untuk mencegah terjadinya stunting. Oleh karena itu, kata dia, saat ini pemerintah dan seluruh masyarakat diharapkan bekerja bersama secara terintegrasi untuk mencegah stunting dengan fokus pada 1.000 HPK.
HGN ke-58 tingkat Kota Pariaman diisi berbagai acara. Seperti senam bersama, gerak jalan santai berhadiah, cek kesehatan gratis, lomba menyediakan makanan sehat dan bergizi bagi balita, pemberian makanan tambahan untuk para ibu-ibu balita dan penyuluhan gizi oleh ahli gizi. (Juned/OLP)