Walikota foto bersama seusai peresmian IPAL Komunal. Foto/Junaidi |
Mukhlis menyampaikan, keberadaan IPAL Komunal agar masyarakat jadi semakin sehat melalui pengolahan air limbah domestik maupun air limbah industri sehingga nantinya bisa digunakan kembali sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
"Pada akhirnya yang diharapkan air sungai di Kota Pariaman tidak akan tercemar, biota dan ekosistem sungai dan perairan tidak akan mati atau rusak akibat pencemaran bahan kimia," ujarnya.
Ia berharap program tersebut harus ada kelanjutannya sampai tuntas, harus ada alat pengolahan limbah dari IPAL supaya limbah bisa dijadikan pupuk.
"Pariaman sebagai kota tujuan wisata, kita akan banyak membangun taman-taman, dan pengolahan limbah ini yang akan kita jadikan pupuk," sambungnya.
Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Pariaman Rismen, menyampaikan bahwa program Sanimas IDB merupakan salah satu komponen program PNPM Mandiri Perkotaan bertujuan untuk menciptakan dan meningkatan kualitas kehidupan massyarakat.
"Baik secara individu maupun kelompok agar berpatisipasi memecahkan berbagai permasalahan yang terkait pada upaya peningkatan kualitas kehidupan, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Di 2014, imbuhnya, terdapat tiga lokasi IPAL, 2015 ada sembilan lokasi IPAL dan 2016 tiga lokasi IPAL.
"Sedangkan 2017 ada sembilan lokasi IPAL. Direncanakan untuk tahun 2018 akan dibangun sembilan lokasi IPAL lagi dimana masing-masingnya mendapat bantuan sebesar Rp425.000.000," jelasnya.
Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat Bersatu (BKM Bersatu), Masrutin, mengatakan di Kelurahan Kampung Pondok, IPAL dibangun dengan luas 27,83 meter per segi.
"Senilai Rp425 juta, sedangkan penerimaan manfaat sebanyak 259 jiwa dengan 51 sambungan rumah," ungkapnya. (Juned)