Kepala Dinas Koperindagkop UKM Gusniyeti Zaunit sedang beri pemaparan pada pengrajin. Foto/istimewa |
Langkah tersebut dilakukan mengingat perkembangan dan tuntutan masyarakat terhadap produk kerajinan semakin tinggi. Persaingan antara daerah-daerah penghasil kerajinan di seluruh Indonesia yang semakin ketat juga mengharuskan pengrajin melakukan inovasi dan terobosan dalam produksinya.
"Pengrajin Pariaman harus memiliki pengetahuan dalam penempatan motif sulaman atau bordiran pada pola busana yang memenuhi selera pasar," ujar Kepala Dinas Koperindagkop dan UKM Kota Pariaman Gusniyeti Zaunit, ketika membuka kegiatan pembinaan dan pelatihan pola dasar busana bagi pengrajin sulaman dan bordir Kota Pariaman di aula dinas Perindagkop dan UKM, Senin, (11/12).
Kegiatan diikuti oleh 20 peserta pengrajin bordir dan 20 pengrajin sulaman dengan menghadirkan pengajar, Ses Fitria, tenaga ahli pimpinan industri konveksi Ses Fashion Kota Pariaman.
"Cukup banyak masukan dari konsumen pengguna kerajinan sulaman maupun bordiran Kota Pariaman perihal kurang sesuainya penempatan pola sulaman dan bordiran yang diaplikasikan pada sebuah busana", lanjutnya.
Untuk kerajinan sulaman atau yang lebih sering dikenal dengan istilah "sulaman nareh", daerah sentranya meliputi beberapa desa di kecamatan Pariaman Utara. Dalam penerapannya, kerajinan sulaman ini diaplikasikan pada berbagai media baik busana seperti selendang dan pakaian, maupun aplikasi pada aksesoris seperti tas, sepatu dan sandal.
Pengembangan industri kreatif khususnya sulaman dan bordiran Kota Pariaman saat ini lebih diarahkan kepada pengembangan industri fashion yang memiliki nilai jual dan daya saing yang tinggi.
"Salah satu contoh nyata penerapan aplikasi sulaman pada industri fashion atau busana terlihat pada pakaian yang dipakai oleh panitia pada acara pembukaan MTQ Nasional tingkat Provinsi Sumatera Barat yang baru-baru ini dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pariaman," ungkapnya.
Pemberdayaan pengrajin sulaman untuk penyediaan seragam panitia MTQ, sebut dia, dinilai sebagai langkah yang efektif dalam mempromosikan kerajinan khas kota Pariaman khususnya kerajinan sulaman kepada pengunjung dan peserta MTQ yang tidak hanya berasal dari daerah di Sumatera Barat tetapi juga berasal dari luar daerah Sumatera Barat. (*)