Jakarta -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan industri pengelolaan kakao kini memiliki kontribusi yang tinggi dalam meningkatkan perekonomian negara. Bahkan industri kakao telah masuk sebagai Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035. Artinya industri kakao telah menjadi industri prioritas yang harus dikembangkan.
Dalam pengembangan industri kakao pemerintah telah melakukan beberapa upaya, salah satunya dengan dibentuknya unit-unit pengelolaan industri kakao.
“Unit-unit pengolahan industri kakao diharapkan dapat menumbuhkan wirausaha berbasis kakao," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada peringatan Cocoa Day Expo ke-6 tahun 2017 di Plasa Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (5/9/2017)
Meski pemerintah sedang gencar mengembangkan indutri kakao, namun Airlangga mengaku masih ada permasalahan yang harus dibenahi. Permasalahan itu yakni kurangnya pasokan bahan baku dari dalam negeri. Produktifitas produksi biji kakao di dalam negeri masih rendah yaitu sekitar 0,3 – 0,4 ton per hektare tiap tahun.
"Sedangkan produktifitas di negara lain produktivitasnya rata-rata di atas 1 ton per hektare tiap tahun," ungkapnya.
Dalam upaya mengatasi permasalahan kekurangan bahan baku di dalam negeri tersebut, Kementerian Perindustrian merencanakan untuk mengkaji ulang kebijakan bea keluar biji kakao yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 67/PMK.011/2010. Sebagaimana diketahui dalam peraturan dimaksud tarif bea keluar bersifat progresif 0 hingga15 persen, tergantung harga biji kakao dunia.
Tarif bea keluar diusulkan menjadi flat 15 persen hal ini bertujuan untuk memberikan jaminan suplai bahan baku untuk industri kakao nasional. Di samping itu untuk menjaga Keseimbangan antara pajak yang dikenakan atas transaksi lokal maupun ekspor.
"Kepada seluruh stakeholder kakao harus tetap semangat mengembangkan kakao nasional dan juga meningkatkan konsumsi cokelat dalam negeri," ujar Airlangga.
Sementara itu Bupati Padangpariaman Ali Mukhni yang diundang khusus dalam acara tersebut, mengatakan bahwa Padangpariaman memiliki lahan seluas 20 ribu hektare tanaman kakao.
"Komitmen terhadap tanaman kakao dimulai sejak ditetapkanya Padangpariaman sebagai Sentra Kakao di Sumatera sejak tahun 2008 silam," sebutnya.
Saat ini, kata Ali Mukhni, industri cokelat Padangpariaman berjalan baik didukung dengan keberadaan pabrik mini cokelat. Pabrik tersebut membantu IKM berbasis cokelat dalam memproduksi dan mengolah kakao menjadi bubuk, pasta, cokelat batang, permen dan lainnya.
"Cokelat Padangpariaman untuk Indonesia. Menurut penelitian, mutu kakao Padangpariaman salah yang terbaik di dunia. Karena tanah yang cocok untuk kebun kakao dan punya kadar
lemak yang tinggi," ujar Ali Mukhni didampingi Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu dan Perindustrian Hendra Aswara dan pengusaha cokelat Padangpariaman Usnaiti Simamora.
Pada kesempatan tersebut, terlihat Bupati Ali Mukhni meminta Menteri Perindustrian Airlangga untuk mendirikan Sentra Kakao Sumatera Barat yang terletak di Malibou Anai, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam.
"Ijin Pak Menteri, kita punya tanah negara bersertifikat status clear and clean seluas 14 hektare. Untuk pembangunan sentra, kita plot seluas 5 hektare. Proposal telah kita ajukan sebesar Rp18 miliar. Mohon berkenan Pak Menteri merealisasikan tahun depan," sebutnya.
Di saat yang sama Kepala Dinas PMPTP Hendra Aswara, mengatakan saat ini produk cokelat Padangpariaman telah menjalin kerja sama dengan berbagai hotel, minimarket dan IKM di Sumbar.
Sehubungan dengan akan dibangunnya Sentra Coklat di Malibou Anai, Hendra meminta dukungan seluruh pihak menjadikan Sumbar sebagai salah satu penghasil produk kakao terbesar di Indonesia.
"Kita optimis, kakao Padangpariaman bisa mendunia," ujar pria 36 tahun yang menjadi kepala dinas termuda di Sumbar itu.
Peringatan Cacao Day merupakan kegiatan rutin Kemenperin sejak 2012 yang lalu. Adapun tema pada tahun ini: kerja bersama membangun kakao dan cokelat Indonesia serta memilki tagline Cokelatku, Budayaku, Indonesiaku.
Cacao Day diikuti oleh 34 peserta IKM, petani kakao dan pengusaha kakao. Provinsi Sumbar mengutus dua IKM yaitu Cokelat Adam Padangpariaman dan Cokelat Cokato Kota Payakumbuh.
Yang menarik dari acara ini adalah kehadiran Miss Cocoa Indonesia 2017 Marchelia Lunggaer yang turut membantu mempromosikan cokelat Indonesia. (HA/OLP)
Dalam pengembangan industri kakao pemerintah telah melakukan beberapa upaya, salah satunya dengan dibentuknya unit-unit pengelolaan industri kakao.
“Unit-unit pengolahan industri kakao diharapkan dapat menumbuhkan wirausaha berbasis kakao," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada peringatan Cocoa Day Expo ke-6 tahun 2017 di Plasa Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (5/9/2017)
Meski pemerintah sedang gencar mengembangkan indutri kakao, namun Airlangga mengaku masih ada permasalahan yang harus dibenahi. Permasalahan itu yakni kurangnya pasokan bahan baku dari dalam negeri. Produktifitas produksi biji kakao di dalam negeri masih rendah yaitu sekitar 0,3 – 0,4 ton per hektare tiap tahun.
"Sedangkan produktifitas di negara lain produktivitasnya rata-rata di atas 1 ton per hektare tiap tahun," ungkapnya.
Dalam upaya mengatasi permasalahan kekurangan bahan baku di dalam negeri tersebut, Kementerian Perindustrian merencanakan untuk mengkaji ulang kebijakan bea keluar biji kakao yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 67/PMK.011/2010. Sebagaimana diketahui dalam peraturan dimaksud tarif bea keluar bersifat progresif 0 hingga15 persen, tergantung harga biji kakao dunia.
Tarif bea keluar diusulkan menjadi flat 15 persen hal ini bertujuan untuk memberikan jaminan suplai bahan baku untuk industri kakao nasional. Di samping itu untuk menjaga Keseimbangan antara pajak yang dikenakan atas transaksi lokal maupun ekspor.
"Kepada seluruh stakeholder kakao harus tetap semangat mengembangkan kakao nasional dan juga meningkatkan konsumsi cokelat dalam negeri," ujar Airlangga.
Sementara itu Bupati Padangpariaman Ali Mukhni yang diundang khusus dalam acara tersebut, mengatakan bahwa Padangpariaman memiliki lahan seluas 20 ribu hektare tanaman kakao.
"Komitmen terhadap tanaman kakao dimulai sejak ditetapkanya Padangpariaman sebagai Sentra Kakao di Sumatera sejak tahun 2008 silam," sebutnya.
Saat ini, kata Ali Mukhni, industri cokelat Padangpariaman berjalan baik didukung dengan keberadaan pabrik mini cokelat. Pabrik tersebut membantu IKM berbasis cokelat dalam memproduksi dan mengolah kakao menjadi bubuk, pasta, cokelat batang, permen dan lainnya.
"Cokelat Padangpariaman untuk Indonesia. Menurut penelitian, mutu kakao Padangpariaman salah yang terbaik di dunia. Karena tanah yang cocok untuk kebun kakao dan punya kadar
lemak yang tinggi," ujar Ali Mukhni didampingi Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu dan Perindustrian Hendra Aswara dan pengusaha cokelat Padangpariaman Usnaiti Simamora.
Pada kesempatan tersebut, terlihat Bupati Ali Mukhni meminta Menteri Perindustrian Airlangga untuk mendirikan Sentra Kakao Sumatera Barat yang terletak di Malibou Anai, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam.
"Ijin Pak Menteri, kita punya tanah negara bersertifikat status clear and clean seluas 14 hektare. Untuk pembangunan sentra, kita plot seluas 5 hektare. Proposal telah kita ajukan sebesar Rp18 miliar. Mohon berkenan Pak Menteri merealisasikan tahun depan," sebutnya.
Di saat yang sama Kepala Dinas PMPTP Hendra Aswara, mengatakan saat ini produk cokelat Padangpariaman telah menjalin kerja sama dengan berbagai hotel, minimarket dan IKM di Sumbar.
Sehubungan dengan akan dibangunnya Sentra Coklat di Malibou Anai, Hendra meminta dukungan seluruh pihak menjadikan Sumbar sebagai salah satu penghasil produk kakao terbesar di Indonesia.
"Kita optimis, kakao Padangpariaman bisa mendunia," ujar pria 36 tahun yang menjadi kepala dinas termuda di Sumbar itu.
Peringatan Cacao Day merupakan kegiatan rutin Kemenperin sejak 2012 yang lalu. Adapun tema pada tahun ini: kerja bersama membangun kakao dan cokelat Indonesia serta memilki tagline Cokelatku, Budayaku, Indonesiaku.
Cacao Day diikuti oleh 34 peserta IKM, petani kakao dan pengusaha kakao. Provinsi Sumbar mengutus dua IKM yaitu Cokelat Adam Padangpariaman dan Cokelat Cokato Kota Payakumbuh.
Yang menarik dari acara ini adalah kehadiran Miss Cocoa Indonesia 2017 Marchelia Lunggaer yang turut membantu mempromosikan cokelat Indonesia. (HA/OLP)