Tabuik 2016. Foto. Dok. Pariamantoday |
Pesta budaya Tabuik 2017 akan dibuka dengan kegiatan pawai obor di Balaikota Pariaman dan tabliq akbar di Pantai Gondariah pada Rabu (19/9). Kegiatan dilanjutkan dengan ritual "maambiak tanah" yang dilaksanakan pada hari Kamis (21/9) sore pukul 16.00 WIB. Kegiatan dilanjutkan dengan ritual "maambiak batang pisang" pada hari Senin (25/9) pukul 17.00.
Sedangkan ritual "maatam" dan "maarak jari-jari" dilangsungkan pada Rabu (27/9), dimulai pukul 13.00 dilanjutkan dengan kegiatan ritual "maarak saroban" pada hari Kamis (28/9) pukul 19.00.
Sedangkan Tabuik Naik Pangkek, Hoyak Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang dilaksanakan pada puncak acara Minggu (1/10) pagi hingga sore hari.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman Efendi Jamal, di Pariaman, Selasa (19/8), mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai persiapan pelaksanaaan. Selain persiapan rangkaian pesta budaya Tabuik, pihaknya juga telah matangkan promosi dan koordinasi keamanan penyelenggaraan.
"Kita sudah mulai lakukan promosi sejak jauh hari agar pengunjung yang datang lebih ramai dalam setiap rangkaian prosesi," ujarnya.
Menurutnya, pesta budaya Tabuik 2017 menelan anggaran sebesar Rp800 juta yang dianggarkan melalui APBD Kota Pariamam 2017.
"Didukung dengan alokasi anggaran APBD Kota Pariaman tahun ini, termasuk bantuan untuk kelompok pembuatan Tabuik," ulasnya.
Untuk pelaksanaan Tabuik 2017 saat ini terdapat sedikit perubahan dibandingkan pelaksanaan sebelumnya. Selain pelaksanaanya, bangunan Tabuiknya sendiri akan diseragamkan.
"Kita dorong keseragaman bangunan Tabuiknya. Baik ukuran ataupun desainnya agar pelaksanaannya lebih optimal," kata dia.
Ia berharap pelaksanaan Tabuik tahun ini, dapat menyedot pengunjung untuk datang ke Kota Pariaman lebih banyak lagi dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, Tuo Tabuik Piaman Nasrun Jhon kembali mengimbau masyarakat menghormati tradisi budaya Pariaman dengan hoyak Tabuknya. Tabuk, kata dia jangan dikaitkan dengan salah satu aliran agama.
"Sering kita dengar tiap penyelenggaraan Tabuik, selalu dikaitkan dengan Syiah. Coba cari siapa penganut Syiah di Pariaman? Tidak satupun. Tabuik adalah pesta budaya dan tradisi yang mampu mendatangkan wisatawan," ujarnya.
Mantan Ketua Balai Wartawan Piaman itu menuturkan, pesta budaya Tabuik sudah ada sejak zaman Belanda. Dahulu tidak hanya Tabuik Pasa dan Subarang yang dihoyak, tapi juga Tabuik Pauah, Tabuik Sunuah, Tabuik Cimparuah, dll.
"Tiap pesta budaya Tabuik, paling tidak ada ada tujuh sampai delapan Tabuik yang dihoyak. Seiring waktu menjadi dua," kata dia.
Sedangkan desain Tabuik yang ada seperti sekarang ini, dibuat oleh seorang seniman bernama Inyiak Rambai dari Desa Pungguang Ladiang. Inyiak Rambai mendesain burak, jari-jari hingga bungo Tabuik.
"Itu masih zaman Belanda. Inyiak Rambai sudah lama wafat, Tabuik sekarang hasil karya seninya," ungkapnya. (Nanda/OLP)