Bupati Ali Mukhni menyapa seorang petani pepaya yang sedang istirahat di pondoknya di Batu Kalang, Padang Sago, Sabtu (23/9). |
"Padangpariaman salah satu daerah produsen pepaya di Indonesia. Jadi, layak didirikan industri pengolahan yang berskala nasional," ujar Bupati Ali Mukhni saat menyusuri kebun pepaya di Nagari Batu Kalang, Kecamatan Padang Sago, Sabtu (23/9/2017).
Terpisah, Senin (25/9), di Pariaman, Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu dan Perindustrian Hendra Aswara, membenarkan bahwa sudah saatnya Padangpariaman memiliki industri pengolahan pepaya. Seperti pabrik pembuatan saos, yang dirasa memiliki pangsa pasar yang luas seiring berkembangnya pusat-pusat kuliner dan rumah tangga.
"Selama ini masyarakat menjual pepaya dengan harga murah ke Riau, Kepri, Sumsel, Lampung hingga Pulau Jawa. Apabila pepaya diolah menjadi saos tentu akan bernilai jual tinggi," kata mantan Kabag Humas itu.
Saat ini karena pengaruh cuaca ekstrim, kata Hendra, harga jual pepaya hanya seribu per kilogram. Sebelumnya harga jual bisa mencapai Rp2 ribu. Artinya, perlu upaya membantu petani untuk memaksimalkan hasil kebun pepaya tersebut.
"Kita sedang penjajakan dengan investor dan juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian mengenai pendirian pabrik Pepaya di Padangpariaman," ujar kepala dinas termuda di Sumbar itu.
Ia berkata, luas kebun pepaya di Padangpariaman lebih kurang 7 ribu hektare yang tersebar di beberapa kecamatan antara lain Batang Anai, Lubuk Alung, Patamuan, Padang Sago,VII Koto dan 2x11 Enam Lingkung.
"Kita butuh pabrik pengolahan pepaya untuk meningkatkan kesejahteran petani," ujar jebolan STPDN angkatan XI itu. (Tim)