Kesuksesan pelaksanaan pilkada di Pariaman tidak hanya oleh kesuksesan pihak penyelenggara pilkada saja. Namun kesuksasannya juga diwujudkan dengan peran aktif masyarakat dalam mewujudkan pilkada badunsanak dan partisipatif.
Ketua DPRD Kota Pariaman Mardison Mahyuddin, di Pariaman, Senin (21/8/2017), menyatakan bahwa dirinya optimis bahwa pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan di Pariaman itu akan berjalan dengan sukses.
Dari sisi penyelenggaraan, kata Mardison, kesuksesan pilkada bukan tanpa alasan. KPU Kota Pariaman sebagai penyelenggara pilkada dipimpin oleh lima orang komisioner itu, kata dia, telah membuktikannya saat penyelenggaraan Pemilu Legislatif 2014 dan Pilgub Sumatera Barat tahun 2015 silam.
“KPU Kota Pariaman telah membuktikan kinerja pada pelaksanaan pemilu legislatif 2014 dan pilkada gubernur wakil gubernur secara baik. Itu sudah menjadi gambaran kesiapan KPU sebagai penyelenggara pilkada,” ujarnya optimis.
Menurut Mardison, sepanjang sejarah Kota Pariaman sejak resmi berdiri pada tahun 2002 silam, pilkada ataupun pemilu tidak pernah menimbulkan ekses konflik vertikal ataupun horizontal.
“Pilkada di Kota Pariaman tidak akan mengganggu hubungan keharmonisan masyarakat di Kota Pariaman. Meskipun memiliki perbedaan pilihan politik di dalam satu rumah ataupun sesama masyarakat, tidak akan menimbulkan konflik dan pertikaian,” ulasnya.
Ia mengingatkan agar KPU Kota Pariaman hati-hati dalam melaksanakan tahapan awal pembentukan panitia adhock yang dianggap rawan. Panitia adhock terdiri dari PPK, PPS dan KPPS.
Menurutnya, KPU harus memastikan bahwa panitia yang direkrut terjamin netralitasnya yang bukan berasal dari dari pengurus parpol dan bukan tim sukses pasangan calon peserta pilkada.
“Menurut hemat saya, pembentukan adhock salah satu tahapan rawan, maka KPU memang harus memastikan bahwa penyelenggara netral dan tidak ada afiliasi dengan parpol ataupun timses,” katanya.
Sementara itu, pengamat politik yang juga tokoh nasional asal Pariaman, Indra Jaya Piliang memprediksi pilkada walikota dan wakil walikota Pariaman 2018 akan berlangsung kondusif dan tidak ada ekses konflik.
Perkiraan itu bukanlah tanpa sebab. Meskipun demografi masyarakat heterogen, namun kuatnya kebudayaan lokal yang direkat oleh semangat badunsanak serta ditupang rasionalitas berpolitik masyarakat Piaman, menjadi jaminan terselenggaranya pilkada tanpa konflik di Kota Pariaman.
“Meskipun kondisi masyarakatnya mulai beragam, berbeda pilihan politik dalam satu rumah. Namun tidak berdampak pada hubungan sehari-hari. Pemilih di Kota Pariaman itu sangat rasional, tidak akan ada ekses konflik yang akan terjadi,” ujarnya optimis.
Meskipun demikian, kata dia, money politic atau politik uang ia prediksi tetap akan terjadi. Namun politik uang yang menjadi fenomena umum ajang pesta demokrasi, tidak ada mempengaruhi pemilih menentukan pilihannya pada Pilkada Pariaman 2018.
“Meskipun ada yang melakukan politik uang, itu tidak akan dapat membeli suara pemilih. Hal itu biasa, jika ada orang memberikan sejumlah uang dan barang, pasti diterima, tapi tidak menjadi motivasi dalam menentukan pilihan," pungkasnya. (Nanda)